HKTI Ingatkan Pemerintah Hati-hati Putuskan Impor Beras
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mengingatkan pemerintah berhati-hati dalam rencana memutuskan impor beras.
Jangan sampai berita keputusan impor ini membuat resah masyarakat dan petani sehingga harga gabah anjlok saat panen raya sebentar lagi.
"Ini yang perlu dipahami, berdasarkan grafik nasional, panen yang paling bagus adalah Februari sampai April. Karena fotosintesisnya bagus, curah hujan juga bagus. Dan bulan Maret-April adalah peak panen. Jangan sampai karena isu impor harga dari petani rusak," ujar Moeldoko di Jakarta, Jumat (12/1).
Menurut Moeldoko, impor beras bisa dilakukan jika produksi beras di dalam negeri memang mengalami kekurangan.
Sedangkan saat ini, dia menilai produksi beras masih cukup.
Apalagi, kata dia, selama ini para petani juga sedang berusaha keras menggiatkan peningkatan produksi padi.
"Jika impor beras hanya karena masalah harga beras yang naik di pasaran, maka yang harus diperbaiki adalah tata kelola distribusi beras. Apalagi, pada Februari mendatang akan mulai ada panen di sejumlah daerah. Saat panen, harga gabah dan beras akan turun lagi," tegasnya.
Moeldoko mengakui, grafik panen setelah April hingga Agustus cenderung menurun.
Pemerintah diingatkan tidak tergesa-gesa melakukan impor beras di saat petani sedang berproduksi dan panen raya.
- Soal Rencana Impor Beras 1 Juta Ton, DPR Minta Pemerintah Serap Gabah Petani Lokal Dahulu
- Bela Petani, HKTI Tolak Kebijakan Kemasan Rokok Polos Tanpa Merek
- Pengamat Pertanian Sebut Impor Beras Langkah yang Tepat
- Kebijakan Impor Beras Dinilai Efektif Jaga Stabilitas Harga
- Teknologi Inovatif Jadi Kunci Tingkatkan Produktivitas Padi di Lahan Sulfat Masam
- Skema Impor Menyuburkan Praktik Ilegal, KPK Wajib Usut Skandal Demurrage Rp 294 M