HM Sampoerna Catat Laba Bersih Rp 3,3 Triliun, Tetap Unggul di Tengah Tantangan Pasar

jpnn.com, JAKARTA - PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna/BEI: HMSP) mengumumkan hasil kinerja Semester I 2024 dalam paparan Publik di Jakarta, Senin (29/7).
Perseroan yang telah beroperasi di Indonesia selama 111 tahun ini berhasil mempertahankan kepemimpinan di industri hasil tembakau dengan pangsa pasar sebesar 27%.
Hal itu dibukti melalui portfolio yang solid pada semua segmen, jangkauan pasar yang kuat, inovasi serta perluasan komersialisasi dari produk bebas asap.
Pada semester 1 2024, Sampoerna mencatatkan volume penjualan sebesar 39,9 miliar batang, pendapatan bersih Rp57,8 triliun dan laba bersih Rp3,3 triliun.
Keberhasilan Sampoerna dalam mempertahankan kepemimpinan di industri tembakau nasional ditunjang oleh inovasi pada keseluruhan portfolio.
"Inovasi kami mencakup peluncuran merek baru baik di segmen rokok maupun di segmen produk tembakau inovatif, penambahan fasilitas produksi SKT di mana kami membuka 2 pabrik SKT dan menambah 5 Mitra Produksi Sigaret (MPS), serta kinerja ekspor dengan nilai mencapai lebih dari USD 100 juta hingga semester I 2024,” kata Presiden Direktur Sampoerna, Ivan Cahyadi.
Ivan melanjutkan meskipun pendapatan bersih mengalami kenaikan sebesar 3%, volume penjualan dan laba bersih perseroan mengalami penurunan sebesar 3% dan 11,6% dibandingkan semester I 2023.
“Kinerja industri hasil tembakau masih penuh dengan tantangan yang dipengaruhi oleh dinamika pasar. Walaupun pertumbuhan ekonomi relatif stabil, daya beli konsumen dewasa secara keseluruhan cenderung melemah. Tantangan industri hasil tembakau juga ditambah dengan tekanan kenaikan tarif cukai sebesar dua digit jauh di atas tingkat inflasi, dan semakin melebarnya jarak tarif cukai antar segmen,” ujar Ivan.
Sampoerna yang telah beroperasi di Indonesia selama 111 tahun berhasil mempertahankan kepemimpinan di industri hasil tembakau dengan pangsa pasar sebesar 27%.
- RUPST bank bjb Sepakat Tebar Dividen 65,50 Persen dari Laba Bersih 2024
- Eks Direktur WHO Sebut 3 Faktor Penghambat Turunnya Prevalensi Merokok di Indonesia
- GAPPRI Sarankan Lebih Baik Kampanye Edukasi Dibanding Pembatasan Penjualan Rokok
- LPKR Mencatat Laba Bersih Rp18,7 Triliun, Ini Dua Penopang Utamanya
- CBD PIK2 Buyback Saham Rp 1 Triliun, Laba Melejit Hampir 60%
- Yusuf Permana Dicopot dari Jajaran Komisaris BNI