Hmmm, Kisah Tim Buzzer Ahok Hasil Investigasi Media Inggris
Alex menjelaskan, timnya dipekerjakan untuk menangkal gelombang sentimen anti-Ahok. Jurusnya adalah melontarkan tagar untuk menyudutkan rival Ahok di Pilkada DKI.
Menurut Alex, timnya terdiri dari pendukung Ahok dan mahasiswa yang terpikat bayaran sekitar Rp 4 juta per bulan. Konon, mereka bekerja di sebuah rumah mewah di kawasan Menteng di Jakarta Pusat.
Tugas tim itu adalah membuat 60 hingga 120 unggahan per hari melalui akun-akun palsu di medsos. Indonesia memang masuk dalam lima besar negara dengan jumlah pengguna Twitter dan Facebook terbanyak di dunia.
Menurut Alex, timnya ada 20 orang. Setiap orang memegang 11 akun media sosial, sehingga dalam sehari bisa membuat sekurang-kurangnya 2.400 unggahan di Twitter.
Operasi itu dikomando melalui grup Whatsaap bernama Pasukan Khusus. Anggota total grup WhatsApp itu ada 80.
Alex menuturkan, perintah dari pengordernya adalah menghidupkan akun-akun palsu agar terlihat asli. Karena itu Alex dan timnya mencomot berbagai foto untuk avatar di Twitter.
“Kadang-kadang kami menggunakan foto teman-teman kami, dari Facebook atau grup-grup WhatsApp,” tuturnya.
Yang dipilih sebagian besar adalah foto cewek cantik. “Untuk menarik perhatian,” katanya.
Media Inggris The Guardian mengungkap hasil investigasi tentang buzzer bagi Basuki T Purnama alias Ahok pada Pilkada DKI 2017.
- Pramono-Rano Bisa Menang Satu Putaran Jika Anak Abah-Ahoker Bersatu
- Pramono Dinilai Samarkan Dukungan PDIP dan Megawati karena Faktor Ahok
- Dukungan Anies untuk Pram-Rano Bakal Berdampak Signifikan
- Momen Ridwan Kamil Soroti Kerja Ahok dan Anies di Debat Pilgub Jakarta
- Ketika Ridwan Kamil Jadikan Ahok & Anies Sasaran Tembak di Debat Terakhir
- Sindir Pram-Rano di Debat, Ridwan Kamil Menyeret Nama Ahok