Hmm..Masih Banyak yang Transaksi di Eks Lokalisasi Dolly
Namun, beberapa korban sudah mencabut laporan karena memilih damai Mantan Kasubdit Tipikor Ditreskrimsus Polda Jatim itu menyatakan, tidak ada modus baru dalam semua kasus yang ditangani.
Rata-rata pelaku di kawasan eks lokalisasi Dolly bermain secara sembunyi-sembunyi. Ada yang berkedok warung kopi, tetapi menyediakan layanan esek-esek.
Ada pula yang menyewakan kamar kos bagi para pekerja seks komersial (PSK). Selain itu, ada pelaku yang menjalankan bisnis esek-esek dengan modus panti pijat.
Jadi, pelanggan yang datang bisa mendapat layanan plus setelah dimanjakan para terapis di panti pijat tersebut.
BACA JUGA : Prostitusi Online: Bayar Rp 2,2 Juta Bisa Kencan 10 Jam
Para pelaku yang ditangkap di hotel dan apartemen menjalankan bisnis prostitusi secara online. Kebanyakan mempromosikan perempuan lewat media sosial.
Rata-rata korbannya berasal dari luar kota. ''Ada perempuan yang memang minta dijual. Ada juga yang memang dijebak pelaku,'' jelasnya.
Sudamiran menilai, bisnis prostitusi memang sulit diberantas karena ada sebelum aturan hukumnya dibuat.
Dalam lima bulan terakhir terdapat 16 kasus prostitusi atau human trafficking yang diungkap di kawasan eks lokalisasi Dolly.
- Cerita Risma soal Penutupan Dolly hingga Ungkap Silsilah Keluarganya
- Muncikari, Tante Dolly Mungkin Bingung, Tetapi Senang
- Terinspirasi Gang Dolly, Cak Sodiq Rilis Lagu Mantan Xs Lokalisasi
- Aktivis Dolly Yakin Eri Cahyadi-Armuji Meneruskan Kebaikan
- Bu Risma Sebut 5 Hal Mengesankan, Warga Surabaya Perlu Tahu
- Eri Cahyadi Siap Tuntaskan Transformasi Dolly jadi Pusat UMKM Terbesar