HNW: Ormas dan Partai Islam Berjasa Selamatkan Pancasila-NKRI

"Beliau menyampaikan hal itu dari aspirasi rakyat, dan berhasil mengomunikasikan dengan partai lain di parlemen, sehingga semua setuju untuk kembali ke negara kesatuan,” tambahnya.
HNW berharap perjalanan bangsa itu bisa dipahami oleh para tokoh masyarakat, ulama, dan kiai bahwa Pancasila dan NKRI ini adalah warisan dan hasil perjuangan, jihad, ijtihad, mujahadah, hadiah dan tadhiyah dari umat Islam.
Baik itu yang terhimpun dalam ormas maupun orpol Islam bersama dengan pejuang-pejuang bangsa lainnya.
Karena itu, kata HNW, sudah sewajarnya umat Islam di Indonesia ikut menyelamatkan Pancasila dan NKRI yang sebelumnya diperjuangkan oleh para ulama dari ormas dan partai Islam tersebut.
Pada sisi lain, kata dia, umat Islam di Indonesia jangan terus dipojokkan sebagai anti,Pancasila maupun anti-NKRI, karena itu tidak sesuai dengan fakta sejarah yang sudah tercatat.
"Jangan ada Indonesiaphobia, tetapi jangan juga Islamophobia. Itulah pentingnya jas merah (jangan sekali-kali meninggalkan sejarah) dan jas hijau (jangan sekali-kali hilangkan jasa ulama),” ujarnya.
Menurutnya, sejarah tersebut perlu dipahami agar makin mengenal, menyayangi, dan mencintai NKRI dan berani mengoreksi apabila ada tindakan dari siapa pun yang menyimpang dari kesepakatan dan tujuan bernegara, dengan Pancasila dan NKRI. (*/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
HNW berharap perjuangan itu menjadi contoh dan diambil sebagai pelajaran oleh umat Islam di Indonesia dalam menjaga serta mengamalkan Pancasila dan NKRI.
Redaktur & Reporter : Boy
- Waka MPR Hidayat Nur Wahid: Netanyahu Lebih Pantas Ditangkap ICC Dibandingkan Duterte
- Waka MPR: Seni Ukir Jepara Bangkit di Tangan Generasi Muda
- Neng Eem Puji Keputusan Presiden Prabowo yang Umumkan Ojol dapat THR
- Jaga Warisan Intelektual Bangsa, Ibas Siap Kawal Regulasi dan Insentif Penulis
- Wakil Ketua MPR Tegaskan Pentingnya Regenerasi demi Keberlangsungan Seni Ukir Jepara
- Audiensi dengan Penulis Perempuan, Ibas Sampaikan Menulis Bisa Membentuk Peradaban