HNW: Penetapan Awal & Akhir Ramadan Momentum Kuatkan Toleransi dan Ukhuah
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid merespons perbedaan penetapan awal Ramadhan 1443 Hijriah di Indonesia.
Seharusnya, perbedaan ini dijadikan penguat sikap beragama yang toleran dan moderat untuk mengokohkan ukhuah.
Hal ini tidak malah dijadikan sebagai ajang untuk membuat ribut atau memecah belah umat dan mengganggu kekhusyukan ibadah puasa Ramadan.
“Semestinya penentuan awal dan akhir Ramadan disikapi dengan hal yang konstruktif dan kebijaksanaan,'' ucapnya.
Pria yang akrab disapa HNW ini, penentuan awal dan akhir Ramadan seharusnya dijadikan rahmat bagi umat.
Apa pun metode yang digunakan untuk menentukan awal Ramadan, menurut HNW, semua pihak memulai ibadah puasa wajib pada 1 Ramadan 1443 H.
Baik yang bertepatan pada 2 April 2022 seperti Arab Saudi, Mesir, dan Muhammadiyah maupun pada 3 April seperti Indonesia (MUI/NU) dan Malaysia.
Hidayat mengingatkan, pemerintah melalui Kementerian Agama memfasilitasi perbedaan tersebut dengan tetap mengundang seluruh pihak yang kompeten.
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) menyatakan bahwa penetapan awal dan akhir Ramadan jadi momentum menguatkan toleransi dan ukhuah
- Siti Fauziah Sampaikan Bukti MPR Telah Jadikan UUD 1945 sebagai Konstitusi yang Hidup
- Ibas: Di Tangan Gurulah Masa Depan Bangsa Akan Dibentuk
- Kumpul Bareng Komunitas Tionghoa di PIK, Ridwan Kamil Gaungkan Toleransi
- Waka MPR Lakukan Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Donggala
- Eddy Soeparno Dukung Diplomasi Prabowo Membangun Kolaborasi Global Hadapi Krisis Iklim
- MPR & ILUNI FHUI Gelar Justisia Half Marathon, Plt Sekjen Siti Fauziah Sampaikan Ini