HNW: Perlu Meningkatkan Hubungan Indonesia-Taiwan
Bagi diplomat Taiwan yang ada di Indonesia, nama HNW bukan hal yang asing. Mereka sering bertukar pendapat dan minta masukan untuk meningkatan hubungan kedua negara. Sisi akademisi yang dimiliki HNW diakui oleh para diplomat atau perwakilan Taiwan di Indonesia.
Lewat TETO, John mengundang HNW untuk memberikan kuliah umum atau stadium general di negara yang juga bertetangga dengan Jepang itu. “Saya berharap hubungan yang sudah baik dengan Indonesia dipertahankan dan dijaga,” harap John.
Menerima tamu dari Taiwan, bagi HNW bukan kali pertama. Kedatangan TETO disambut dengan terbuka oleh Wakil Ketua Badan Wakaf Pondok Pesantren Gontor itu. Dirinya sepakat bila pelajar dan mahasiswa dari Indonesia lebih banyak belajar ke Taiwan. “Saya akui kualitas pendidkan di Taiwan sangat tinggi,” ujarnya. “Selevel dengan negara maju Asia lainnya,” tambahnya.
Untuk itu pria asal Klaten, Jawa Tengah, itu mendorong pelajar dan mahasiswa yang berasal dari berbagai perguruan tinggi negeri, swasta, bahkan pondok pesantren untuk bisa mendapat beasiswa.
Mendapat undangan menjadi pembicara utama di Taiwan, HNW mengatakan, “insha Allah”. Dirinya bersyukur berbagai forum dunia telah diikuti dan diaktivi. HNW menyebut berbagai organisasi dunia di mana dirinya menjadi anggota bahkan juga diakui sebagai salah satu ulama dunia.
HNW sepakat dengan harapan John bila hubungan Taiwan-Indonesia ditingkatkan. Dirinya lewat fraksinya yang ada di DPR akan mendorong peningkatan hubungan itu. Ia serius peningkatan hubungan sebab Taiwan diakui sebagai negara yang maju, berkualitas, dan terbuka bagi masyarakat dan bangsa Indonesia. “Kita mendukung peningkatan hubungan”, tegasnya.
Kepada John dan delegasi lainnya, HNW menceritakan kemarin dirinya bersama pimpinan MPR berkunjung ke kantor Persatuan Umat Budha Indonesia (Permabudhi). Kunjungan itu dilakukan untuk melakukan serap aspirasi terkait amandemen UUD NRI Tahun 1945. Amandemen UUD disebut oleh HNW sebagai isu yang ada di MPR. Diakui ada keinginan untuk menghidupkan kembali haluan negara ala GBHN. Diungkapkan GBHN merupakan pola pembangunan yang sangat popular pada masa Presiden Soeharto.
“Saat reformasi hal demikian dihilangkan,” ujarnya. Namun sekarang ada keinginan untuk menghidupkan kembali model pembangunan yang demikian. Selama ini model pembangunan yang ada berdasarkan pada misi dan visi calon Presiden.
Menurutnya, kehidupan di Taiwan sangat beragam dan menghargai perbedaan. Negara yang bertetangga dengan China itu diakui sangat terbuka dengan umat Islam.
- Di Silaknas ICMI, Muzani: Prabowo Ratusan Kali Ingatkan Bahaya Perpecahan Bagi Bangsa
- Waka MPR Ajak Komunitas Peduli Lingkungan Kolaborasi Atasi Perubahan Iklim
- Ibas: Toleransi, Kasih Sayang, dan Kesehjahteraan Bisa Tangkal Radikalisasi
- Lestari Moerdijat Harap Kekerasan di Lingkungan Pendidikan Harus Segera Ditindaklanjuti
- Hadiri HUT ke-60 Golkar, Bamsoet Apresiasi Prabowo Dukung Perubahan Sistem Demokrasi
- Lestari Moerdijat: Inklusivitas Harus Mampu Diwujudkan Secara Konsisten