HNW Sosialisasi 4 Pilar MPR Sekaligus Peringati Maulid Nabi

HNW Sosialisasi 4 Pilar MPR Sekaligus Peringati Maulid Nabi
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid saat Sosialisasi Empat Pilar MPR bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Jalan Utan Panjang 2, Pasar Nangka Ujung, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (30/11). Foto: Humas MPR

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengadakan Sosialisasi Empat Pilar MPR bertepatan dengan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, di Jalan Utan Panjang 2, Pasar Nangka Ujung, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (30/11/2017).

Untuk pertama kali pula, Sosialisasi Empat Pilar MPR diadakan di pemukiman padat, bahkan di samping pasar dan di tengah jalan.

“Ada aroma nasi goreng, ikan asin. Sosialisasi Empat Pilar MPR ini berada di tempat spesial. Baru pertama kali Sosialisasi Empat Pilar MPR di tempat seperti ini. Langsung berada di tengah-tengah masyarakat. Di samping pasar dan di tengah jalan, tapi tidak mengganggu warga,” kata Hidayat Nur Wahid memulai pemaparan sosialisasi.

Menurut Hidayat, Sosialisasi Empat Pilar MPR ini sekaligus memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Keduanya, sosialisasi dan Maulid Nabi memiliki keterkaitan.

“Rasulullah adalah teladan dalam hal cinta bangsa dan negara. Rasulullah berhasil menjaga agar negara itu tetap utuh, kokoh, kuat, dan tidak terpecah-pecah, serta sukses sebagai bangsa dan negara. Beliau adalah teladan yang konkret,” kata Hidayat Nur Wahid.

Hidayat mencontohkan Piagam Madinah menghadirkan masyarakat madani, yaitu masyarakat yang guyub, rukun, bersama-sama. Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab dan unggul. “Piagam Madinah ini, kalau dalam bahasa Indonesia, seperti Pancasila,” ujarnya.

Hidayat menambahkan Sosialisasi Empat Pilar MPR sekaligus peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini menjadi momentum. Empat Pilar MPR membuat Indonesia tetap kokoh. Tidak seperti negara Uni Soviet dan Yugoslavia.

“Uni Soviet terpecah menjadi beberapa negara karena negara itu tidak mempunyai ideologi yang tumbuh dari dalam dan menyatukan seluruh warga bangsanya. Ideologi komunis bukan ideologi asli Uni Soviet. Uni Soviet pecah pada 1991 setelah presiden Mikhail Gorbacev membuat kebijakan glasnost dan perestroika. Yugoslavia pecah menjadi beberapa negara sepeninggal Joseph Broz Tito sebagai bapak bangsa yang mempersatukan Yugoslavia,” kata Hidayat memberi contoh.

Rasulullah adalah teladan dalam hal cinta bangsa dan negara. Rasulullah berhasil menjaga agar negara itu tetap utuh, kokoh, kuat, dan tidak terpecah-pecah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News