HNW: Sudah Semestinya Umat Islam Menjadi Penjaga NKRI 

HNW: Sudah Semestinya Umat Islam Menjadi Penjaga NKRI 
Wakil Ketua MPR RI Dr HM Hidayat Nur Wahid, MA melakukan pertemuan pada Temu Tokoh Nasional-Keagamaan, kerja sama MPR dengan Forum Masjid dan Musalah se-Jakarta Pusat secara daring. Foto: Humas MPR.

Sehingga pada sore hari 19 Desember,  Mr. Sjafruddin sudah tahu bahwa Yogyakarta dan para pemimpin nasional  ditawan Belanda.

Selanjutnya,  pada 22 Desember, Mr. Sjafruddin mendirikan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Sumatera, sesuai mandat yang diterima.

Dalam pemerintahan darurat, itu Mr. Syafruddin Prawiranegara, duduk sebagai Ketua PDRI/Menteri Pertahanan/ Menteri Penerangan/Menteri Luar Negeri Ad Interim.

Dalam PDRI itu juga bergabung antara lain Mr. T. M. Hassan, Wakil Ketua PDRI/Menteri Dalam Negeri/Menteri PPK/Menteri Agama, Mr. Sutan Mohammad Rasjid, Menteri Keamanan/Menteri Sosial, Pembangunan, pemuda Mr. Lukman Hakim, Menteri Keuangan/Menteri Kehakiman, serta Ir. Mananti Sitompul, Menteri Pekerjaan.

Sehari setelah  PDRI berdiri, pekerjaan  yang dilakukan Mr. Sjafrudin adalah membalas propaganda Belanda dengan mengatakan,  Indonesia masih tegak berdiri melalui Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatera.

Dengan tegas, Sjafruddin mengatakan bahwa bangsa Indonesia tidak bergantung hanya pada Soekarno-Hatta.

Banyak pemimpin Indonesia yang siap menggantikan Soekarno-Hatta, memimpin barisan melawan Belanda.

Propaganda melalui stasiun RRI, itu berhasil mengubur propagana Belanda yang disampaikan sebelumnya. Seluruh dunia tahu negara Indonesia masih tegak berdiri dalam bentuk PDRI.

Berkat keberhasilan Mr. Sjafruddin mendirikan PDRI, klaim dan propaganda Belanda yang menyatakan Indonesia telah bubar serta dapat mereka kuasai, gugur dengan sendirinya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News