Hoaks Penggal Kepala Untuk Jembatan Tewaskan Delapan Warga Bangladesh
Kepala polisi Bangladesh Javed Patwary mengatakan kantor polisi di seluruh negeri sudah diperintahkan untuk memadamkan penyebaran hoaks tersebut.
Sejauh ini sudah ada 25 kanal di YouTube, 60 akun Facebook dan 10 situs yang ditutup.
Namun kantor berita AFP masih menemukan beberapa akun di Facebook yang menyebarkan kabar bohong tersebut.
Tindakan brutal yang dilakukan massa sering terjadi di Bangladesh, namun insiden terbaru ini yang paling banyak memakan korban tewas.
Photo: iKepala polisi Bangladesh Javed Patwary berbicara dengan media di Dhaka. (AFP)
Media lokal mengatakan kabar hoaks tersebut mulai beredar setelah adanya laporan bahwa seorang pemuda menemukan kepala seorang anak kecil di Netrokona, di Bangladesh utara.
Korban paling baru adalah seorang perempuan orang tua tunggal beranak dua, Taslima Begum,yang dipukuli sampai mati di depan sebuah sekolah di Dhaka pada hari Sabtu oleh massa yang mencurigai perempuan tersebut sebagai penculik anak-anak.
Seorang pria tunarungu juga dipukuli sampai mati di hari yang sama ketika dia hendak mengunjungi rumah anak perempuannya.
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat