Hoaks Ratna Sarumpaet Blunder Terbesar Kubu Prabowo
jpnn.com, JAKARTA - Kebohongan Ratna Sarumpaet akan terus menghantui kubu Prabowo - Sandiaga hingga akhir Pilpres 2019. Karena itu, mereka berusaha keras mengalihkan perhatian publik dengan terus-terusan menuding pemerintahan Jokowi.
“Kasus Ratna itu memang blunder besarnya kubu Prabowo, sejak saat itu pun mereka kesulitan lepas dari isu itu. Karena terlalu terburu-buru waktu itu melakukan konferensi pers,” kata pengamat politik Hendri Satrio kepada wartawan, Selasa (5/2).
Menurut dia, kasus hoaks Ratna memberikan dampak yang cukup besar karena dapat mengganggu stabilitas keamanan. Bahkan, waktu itu kubu Prabowo memang arahnya menyudutkan pemerintahan Jokowi.
Namun, Hendri mengingatkan juga kubu Jokowi agar tidak kebablasan mengeksploitasi kasus tersebut. Karena, publik bisa jadi malah berempati kepada Ratna.
“Jokowi harus ingat dalam sejarahnya, PDIP pernah kalah di pilpres gara-gara lawan menggunakan strategi dizolimi,” jelas dia.
Untuk diketahui, kasus hoaks Ratna bermula dari foto lebam wajahnya yang beredar di media sosial. Ketika itu, sejumlah tokoh dari kubu Prabowo berbicara lewat media sosial dan media massa bahwa Ratna dipukuli orang tak dikenal di Bandung, Jawa Barat.
Namun, tiba-tiba Ratna mengklarifikasi kalau berita penganiayaan terhadap dirinya itu bohong. Ratna mengaku mukanya lebam habis menjalani operasi plastik.
Atas kebohongan tersebut, Ratna dijerat Pasal 14 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana dan Pasal 28 juncto Pasal 45 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). (dil/jpnn)
Kubu Prabowo tak bisa lepas dari kasus Ratna Sarumpaet. Kebohongan perempuan yang mengaku aktivis itu akan selalu menghantui mereka
Redaktur & Reporter : Adil
- Dukung Visi Prabowo, PAM Jaya Gandeng Lemhannas Jaga Ketahanan Air di Jakarta
- Penghargaan KIP Untuk Gerindra Bukti Prabowo Komitmen Berantas Korupsi
- Prabowo Lantik Ketua Harian dan Sekretaris Dewan Pertahanan Nasional
- DPP KNPI Dukung Gagasan Presiden Prabowo Tentang Penyederhanaan Sistem Pilkada
- Percepat Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Pergerakan Advokat Usulkan Pembentukan 2 Omnibus Law
- Bertemu Presiden Prabowo, Lalu Iqbal Bicara Potensi Provinsi NTB