Homestay Desa Wisata, Solusi Menpar Arief Yahya Pecahkan Problem Amenitas
Dan soal ini, Indonesia punya potensi besar. Dari durasi pembangunannya saja, homestay sudah jauh lebih unggul dari pembangunan hotel. Bila hotel butuh 5 tahun dan hight cost tourism, homestay hanya butuh waktu 6 bulan untuk membangunnya. Sifatnya Low-cost Tourism, ada di Desa Wisata dan berarsitektur Nusantara.
“Dan ketertarikan pengunjung terhadap home sharing mengalami kenaikan dari 10% (2016) menjadi 15% (2020) di kota-kota besar dunia. Di Asia Tenggara, trend nya juga naik dari 2% (2016) menjadi 5% (2020. Karenanya saya yakin Indonesia bisa menjadi pengelola homestay terbesar dan terbaik di dunia. Dan mimpi itu harus kita wujudkan bersama,” ucapnya.
Lebih lanjut Menpar Arief Yahya berterima kasih pada DPP REI, Kemendes, Kemen BUMN, Kemen PUPR.
"Presiden Joko Widodo sudah menetapkan pariwisata sebagai core economy bangsa, karena itu memang harus digarap bersama-sama, dengan Indonesia Incorporated," tuturnya.(adv/jpnn)
Langsung menukik, menyasar ke akar masalah, dan mendrive ke arah tujuan yang sama. Itulah yang langsung digas Menpar Arief Yahya di Rakornas II Pariwisata
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Novita Hardini Sebut Penghapusan DAK Pariwisata akan Mencekik Daerah
- Indef Tanggapi Wacana Pemisahan Ekonomi Kreatif dari Kemenpar
- Fadli Zon Sering Viral di Dunia Maya, Sandiaga pun Tertawa
- Malam Hari ke Cimanggis, Sandiaga Berbicara soal Keris
- Beber Bukti Brand Lokal Bayar Rp 500 Juta Untuk Ikut Event di Paris, Wanda Hamidah: Pembohongan Publik!
- Gegara Konsep Languagepreneur, STBA LIA Dipuji Menteri Sandiaga