Honorer K2, Kotak Obat PPPK, dan Harapan pada Prabowo - Sandiaga
jpnn.com - Minggu (17/2) ini merupakan hari terakhir pendaftaran PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja). Ada banyak honorer K2 yang tidak bisa daftar karena kendala fiskal daerah
Mesya Mohamad - Jakarta
"KAMI tidak mau masuk kotak obat." Kalimat itu belakangan populer di kalangan honorer K2. “Kotak obat” menjadi istilah yang dipakai honorer K2 untuk menyindir PPPK, yang juga merupakan singkatan dari Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
Setiap hari honorer K2 menyatakan unek-uneknya. Semisal grup sepi, beberapa di antaranya saling lempar canda. "Grup kok sepi, apa sudah masuk kotak obat semua ya."
Bagi Bhimma, koordinator honorer K2 tenaga teknis, PPPK tidak hanya kotak obat. PPPK dinilai sebagai proses pembunuhan perlahan-lahan terhadap honorer K2.
BACA JUGA: Ini Pesan Prabowo untuk Honorer K2
"Pemerintah memang sengaja mematikan kami perlahan-lahan. Setelah dipecah-belah kemudian dimatikan pelan-pelan," kata Bhimma kepada JPNN, Minggu (17/2).
Para honorer K2 memopulerkan istilah Kota Obat PPPK, sebagai kritikan pedas pada kebijakan pemerintah terkait pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja.
- 5 Berita Terpopuler: Dipastikan Hanya 25% yang Lulus PPPK, tetapi Jangan Ada PHK, Tolong Teken SK Honorer
- Pejabat Usul Moratorium Mutasi PNS & PPPK Mulai Berlaku Awal 2025
- Honorer Tua Ikut Seleksi Kompetensi Teknis Tambahan PPPK 2024, Semoga Lulus Semua
- Evaluasi Kinerja Pegawai Honorer, Bupati Hermus Indou Bentuk Tim
- 5 Berita Terpopuler: Ada Masalah Serius, MenPANRB Bikin Terobosan, Semua Honorer TMS Ikut Seleksi PPPK 2024 Tahap 2
- Bupati: Ingat, Setiap Tahun Saya yang Teken SK Honorer