Hooligans
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Inggris dan Italia berhasil mengatasi kebrutalan para suporter itu melalui undang-undang dan aturan yang keras dan ketat.
Sampai sekarang, insiden masih sering terjadi, tetapi insiden itu bersifat minor atau kecil-kecilan. Tidak ada lagi insiden besar seperti tawuran masal, perusakan sarana umum dan stadion yang menimbulkan kerusakan parah dan korban jiwa.
Di Inggris, istilah Hooligans sudah dikenal sejak awal abad ke-19. Sekelompok suporter sepak bola klub tertentu mempunyai asosiasi dengan kelompok kriminal atau geng yang terorganisasi.
Mereka tidak melakukan aksi brutal secara random, tetapi direncanakan dengan rapi dan ada organisasi yang terstruktur.
Awalnya mereka adalah pendukung klub sepak bola di level kecil. Sejak abad ke-13 sepak bola sudah dikenal di Inggris.
Pertandingan biasanya dilakukan antar-kampung di hari-hari besar keagamaan. Ketika itu sepak bola belum punya aturan permainan seperti sekarang, sehingga sering terjadi tindakan kasar dan mencelakakan lawan.
Sepak bola di masa itu bukan semata-mata olahraga mencari keringat, tetapi menjadi sarana penyelesaian masalah kesukuan atau perebutan lahan. Sejak kelahirannya, sepak bola memang dilabeli olahraga yang manly (kelelakian).
Ritual kerusuhan yang dilakukan suporter terjadi karena mereka sengaja menenggak minuman keras sampai mabuk, lalu kemudian berbuat rusuh.
Inggris punya sejarah buruk dengan suporter Hooligans, demikian halnya Italia yang punya memori kelam dengan Tifosi Ultras.
- Southgate Resmi Mundur dari Timnas Inggris
- Final EURO 2024 Spanyol vs Inggris: Rodri Mengemban Peran Kunci sebagai 'Komputer'
- EURO 2024: FFF Pertahankan Deschamps jadi Pelatih Prancis
- EURO 2024: Spalletti Anggap Kroasia Hebat dan Berpengalaman
- EURO 2024: Southgate Dihujani Kritik, Harry Kane Membela
- EURO 2024: Polandia jadi Tim Pertama yang Tersingkir