Hooligans

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Hooligans
Fan Italia bersukacita saat laga semifinal EURO 2020. Foto: Carl Recine/Reuters

Pada Juni 1969 dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia antara El Savador melawan Honduras terjadi kekerasan yang memicu peperangan antara kedua negara selama empat hari dengan jumlah korban tewas ribuan orang.

Sejak 1980-an hingga 2012 aksi kekerasan suporter meluas sampai ke Asia.

Indonesia tercatat punya sejarah kerusuhan suporter yang buruk, mulai dari perusakan sampai tawuran terbuka yang membawa korban nyawa.

Inggris bisa mengatasi kasus ini dengan efektif melalui berbagai undang-undang yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Surveillance atau pengamatan yang ketat dilakukan terhadap suporter pengacau. Mereka ditangkap, dihukum, dan dilarang masuk ke stadion seumur hidup.

Liku suporter di Eropa direkam oleh Ilhamzada dalam buku "Pesta, Bola, dan Cerveja" (Fandom, 2021).

Ilham yang meliput beberapa kali penyelenggaraan Piala Eropa dan Piala Dunia merekam kilas balik sejarah suporter dan tingkah polah mereka dalam mengiringi perkembangan sepak bola modern.

Pertandingan sepak bola, adalah perpaduan antara pesta dan cerveja (bir). Ada pesta yang gegap gempita, dan ada juga tangis pilu yang menderita.

Inggris punya sejarah buruk dengan suporter Hooligans, demikian halnya Italia yang punya memori kelam dengan Tifosi Ultras.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News