Horst Henry Geerken, Ungkap Kedekatannya dengan Soekarno lewat Buku A Magic Gecko
Heran, Soekarno Menghitung Suara Tokek Hingga Sembilan Kali
Jumat, 18 Maret 2011 – 07:47 WIB
Seperti umumnya orang Indonesia, lanjut Henry, Soekarno percaya akan pertanda, sihir, serta ramalan. Tampaknya, bunyi tokek tersebut menjadi kabar baik seiring rampungnya bandara internasional yang digarap konsorsium Jerman bersama masyarakat Indonesia. Karena itu, Henry memilih ilustrasi tokek berkulit warna-warni untuk sampul bukunya.
Dalam buku tersebut, dia juga mengulas keterlibatan CIA dalam menggulingkan Soekarno saat terjadi huru-hara di Jakarta pada 1965. Salah satu alasan CIA ingin menjatuhkan Soekarno, saat itu dia menentang keras kapitalis di bawah Amerika Serikat. Ketidakpercayaan Soekarno terhadap kapitalisme kemudian berkembang menjadi penolakan total. Perusahaan-perusahaan asing diambil alih.
"Kami menderita di bawah penjajahan selama 350 tahun. Kami tak akan membiarkan Amerika mendominasi dan merendahkan kami. Saya menentang kolonialisme. Enyahlah dengan bantuanmu!" kutuk Soekarno sebagaimana dikutip Henry dalam bukunya.
Tak pelak, AS kaget dan marah atas perlawanan Soekarno. Dirancanglah strategi lewat agen CIA untuk menjatuhkan Soekarno. Upaya CIA itu mendapat momentum ketika di Jakarta terjadi pemberontakan PKI pada 30 September 1965.
Selama 18 tahun, 1963-1981, Horst Henry Geerken bekerja dan tinggal di Indonesia. Pria Jerman itu bahkan pernah sangat dekat dengan Soekarno, presiden
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala