HT Tanggapi Kesedihan Presiden Jokowi, Singgung Kebijakan Menkominfo

HT Tanggapi Kesedihan Presiden Jokowi, Singgung Kebijakan Menkominfo
Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) menilai kesedihan Presiden Jokowi terhadap kondisi pers di dalam negeri merupakan wujud kepedulian terhadap keberlangsungan industri media nasional. Foto: Ist

HT lantas menyinggung kebijakan pemerintah yang sebelumnya mengembangkan siaran televisi digital, tetapi di sisi lain memadamkan siaran televisi analog.

Dia menilai migrasi televisi analog ke digital melalui kebijakan pemadaman siaran analog atau Analog Switch Off (ASO) terlalu dipaksakan dan diputuskan sepihak.

"Kebijakan ASO di seluruh Pulau Jawa oleh Menkominfo mengakibatkan banyak pemirsa televisi yang tidak bisa menonton televisi, kecuali menggunakan STB (Set-Top-Box). Akhirnya, publik banyak beralih nonton konten di platform digital asing," ucapnya.

Padahal, kata HT, konten media nasional senantiasa mendapat pengawasan dari Dewan Pers, Komisi Penyiaran Indonesia, Lembaga Sensor Film dan lain-lain guna bersama-sama bertanggung jawab melindungi konten yang dikonsumsi masyarakat Indonesia.

Berbeda dengan konten yanng dimuat pada platform asing.

"Bila masyarakat belum siap, seharusnya Kemenkominfo menerapkan simulcast dalam arti siaran televisi analog dan digital berjalan bersamaan sampai masyarakat siap untuk migrasi atau analog switch off,"  katanya.

HT lebih lanjut mengatakan buntut dari kebijakan ASO di seluruh Pulau Jawa mengakibatkan pendapatan televisi turun sebanyak 40 persen.

Perlu diketahui, Pulau Jawa merupakan pulau dengan populasi penduduk terbesar di Indonesia.

Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) menanggapi kesedihan Presiden Jokowi, singgung kebijakan Menkominfo.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News