HTI Dinilai Bertentangan dengan Tujuan Pancasila
jpnn.com, JAKARTA - Dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) Agus Syihabudin menilai Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) bertentangan dengan tujuan, asas, dan ciri yang berdasarkan Pancasila.
Penilaian Agus bukan tanpa alasan kuat. Menurutnya, organisasi yang berdiri di Al-Quds, Palestina pada 1953 itu mempunyai sistem khilafah.
Inti dari sistem itu adalah umat Islam harus memiliki pemimpin yang satu seperti zaman Nabi dan para sahabat.
Dengan begitu, semua negara harus menyerahkan sistem negara dan kepemimpinan kepada khalifah yang akan dibentuk.
Di dalam ajaran HTI, hal itu disebut Taslim.
"Negara-negara yang sekarang ini ada termasuk Indonesia harus dilikuidasi (dibubarkan) karena dianggap menggunakan cara-cara bernegara yang tidak sejalan dengan Islam," tutur Agus, Selasa (9/5).
Selama ini, dia menilai Indonesia sudah sejalan dengan napas dan nilai-nilai Islam.
"Filsafat negara Indonesia sudah sejalan dengan syariat. Undang-undang dan peraturan yang dibikin di negara Indonesia sebagian besarnya untuk kemaslahatan umat dan itu sudah sesuai dengan syariat," kata dia.
Dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) Agus Syihabudin menilai Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) bertentangan dengan tujuan, asas, dan ciri yang berdasarkan
- Pertamina Goes to Campus 2024 Resmi Dibuka, ITB Dipilih sebagai Lokasi Pertama
- HTI Ternyata Belum Tumbang, Ini Pengakuan Mantan Anggotanya
- Pengelola TMII Buka Suara Soal Dugaan HTI Bikin Acara di Teater Tanah Airku
- Galon Gosong karena Panas Sinar Matahari? Ini Analisis Pakar Polimer
- Daewoong Foundation Gandeng ITB Dirikan Drug Delivery System
- 3 Tim dari ITB dan UI Memenangkan ASEANDSE 2022