Hubungan China-Taiwan Makin Panas, Indonesia Wajib Waspada!
jpnn.com, JAKARTA - Memanasnya konflik Tiongkok-Taiwan akhir-akhir ini menjadi perhatian dunia.
CEO Grant Thornton Indonesia mengatakan Johanna Gani mengatakan peningkatan ketegangan geopolitik antara China-Taiwan berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia.
"Pemerintah perlu mewaspadai kondisi ini karena dapat mempengaruhi arus perdagangan di mana Tiongkok dan Taiwan merupakan mitra perdagangan penting Indonesia baik dalam hal ekspor maupun impor," kata Johanna di Jakarta, Selasa (23/8).
Menurutnya, pemerintah perlu menjaga ketahanan ekonomi dalam negeri, misalnya dengan melakukan diversifikasi negara tujuan ekspor sehingga mengurangi ketergantungan pada Tiongkok.
"Termasuk menjajaki potensi pasar luar negeri lainnya seperti India dan juga beberapa negara lainnya," tegas Johanna.
Di sisi lain, ekonom memprediksi panasnya hubungan Tionkok-Taiwan berdampak dahsyat kepada Indonesia ketimbang invasi Rusia dan Ukraina saat ini.
Sebab, menurut Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira, Indonesia memiliki hubungan dagang lebih besar dengan Tiongkok dan Taiwan ketimbang dengan Rusia dan Ukraina.
Bhima menyebut Tiongkok dan Taiwan merupakan tujuan ekspor tradisional Indonesia dengan masing-masing 21 persen dan 11 persen dari total ekspor.
Kepala BKF Kemenkeu Febrio Kacaribu sebelumnya memastikan pemerintah akan terus memantau risiko dari ketegangan China-Taiwan
- Mendes PDT Yandri Susanto Lihat Potensi Besar Desa Ada di Sini
- AS Optimistis Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dengan Pemerintahan Baru
- Indonesia Siap Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari AS
- Tegas, YLKI Tolak Kenaikan PPN 12 Persen
- Buka Peluang Pasar UMKM ke Luar Negeri, Bea Cukai Tingkatkan Sinergi Antarinstansi
- Grant Thornton Indonesia Kupas Tuntas Strategi RI Hadapi Tantangan Ketidakpastian Ekonomi