Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
Selasa, 26 November 2024 – 14:18 WIB

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. Foto: Ted ALJIBE / AFP
Namun sambil menekankan peran penting Kongres sebagai "cabang independen" pemerintahan, Marcos mengatakan dia tidak akan mengorbankan supremasi hukum yang seharusnya berlaku pada semua orang.
Dia mengingatkan pejabat pemerintah tentang kewajiban mereka untuk melindungi negara dan konstitusi, dan menekankan bahwa pejabat terpilih tidak boleh menekan pencarian kebenaran.
Marcos dan Duterte mencalonkan diri sebagai sekutu sebelum pilpres 2022, yang memberikan pasangan ini masa jabatan enam tahun.
Namun, aliansi tersebut telah terbalik dalam beberapa bulan terakhir. Duterte kemudian mengundurkan diri dari kabinet Marcos, yang memberinya tanggung jawab pada bidang pendidikan. (ant/dil/jpnn)
Pernyataan Marcos tersebut muncul setelah Wakil Presiden Sara Duterte menuduh Ketua DPR Martin Romualdez ingin membunuhnya
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
BERITA TERKAIT
- Tes DNA Sperma Bantu Ungkap Motif Pembunuhan Jurnalis Juwita
- Terungkap, Oknum TNI AL Habisi Nyawa Juwita di Dalam Mobil
- Itulah Tampang Oknum TNI Tersangka Pembunuh Wartawan Juwita
- Polisi Ungkap Misteri Penemuan Mayat Perempuan di Cimahi, Ternyata
- Pembunuhan Juwita oleh Oknum TNI AL Diduga Terencana, Ada Bukti
- Penyidik Usut Indikasi Kekerasan Seksual oleh Oknum TNI AL terhadap Juwita