Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan

Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. Foto: Ted ALJIBE / AFP

Namun sambil menekankan peran penting Kongres sebagai "cabang independen" pemerintahan, Marcos mengatakan dia tidak akan mengorbankan supremasi hukum yang seharusnya berlaku pada semua orang.

Dia mengingatkan pejabat pemerintah tentang kewajiban mereka untuk melindungi negara dan konstitusi, dan menekankan bahwa pejabat terpilih tidak boleh menekan pencarian kebenaran.

Marcos dan Duterte mencalonkan diri sebagai sekutu sebelum pilpres 2022, yang memberikan pasangan ini masa jabatan enam tahun.

Namun, aliansi tersebut telah terbalik dalam beberapa bulan terakhir. Duterte kemudian mengundurkan diri dari kabinet Marcos, yang memberinya tanggung jawab pada bidang pendidikan. (ant/dil/jpnn)

Pernyataan Marcos tersebut muncul setelah Wakil Presiden Sara Duterte menuduh Ketua DPR Martin Romualdez ingin membunuhnya


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Sumber ANTARA

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News