Hujan Deras Berpotensi Picu Harga Garam Naik Lagi
Sementara Kartim (50) salah satu petani garam Desa Rawaurip saat ditemui Radar mengungkapkan saat ini sudah tidak ada lagi produksi garam di Desa Rawaurip karena terkendala soal cuaca yang mulai masuk musim penghujan. Padahal menurutnya, normalnya musim kemarau tersebut akan berlangsung selama 4 sampai 5 bulan setiap tahunnya.
“Ini baru jalan dua bulanan sudah muali hujan. Tahun ini berarti kemarau pendek, kita pasrah. Yang lain juga sudah tidak produksi, semuanya gagal panen karena hujan turun merata.Tambaknya dikasih hujan sehari semalam, garamnya lebur lagi,” ungkapnya.
Ditambahkan, jika nanti sudah benar-benar masuk musim penghujan, maka lahan tambak garam miliknya akan dialihfungsikan menjadi tambak ikan atau tambak udang agar tetap mendapat penghasilan.
“Kalau tahun-tahun kemarin kita gunakan untuk tambak ikan bandeng. Tahun ini juga kemungkinan sama,” pungkasnya. (dri)
Stok garam diperkirakan menipis akibat hujan deras beberapa hari belakangan ini.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Komunitas Nelayan Ganjar Gelar Diskusi Cara Meningkatkan Kapasitas Garam
- Asosiasi Petani Garam Dukung Kejaksaan Periksa Airlangga
- Tingkatkan Kapasitas Petani Garam, LPEI Gandeng Nusa Gastromy Foundation
- LPEI Turut Tingkatkan Devisa Bali Lewat Komoditas Garam Kusamba
- Moeldoko: Saya Anak Petani, Tahu Persis Masalah Petani
- Harga Garam dan Cabai Jatim Anjlok, PKS: Importir Terus Bergentayangan