Hujan, Hotspot di Kalbar Masih Tinggi

Hujan, Hotspot di Kalbar Masih Tinggi
Hujan, Hotspot di Kalbar Masih Tinggi
Titik panas ini dideteksi dengan menggunakan sensor suhu tertentu.  Menurut Sutikno, titik panas yang terpantau satelit belum tentu menunjukkan adanya kebakaran lahan. “Karena unsurnya diukur dengan suhu, maka bisa saja dalam kondisi suhu tertentu bisa terpindai sebagai titik panas. Padahal ketika kita datang ke lokasi tidak ada kebakaran lahan di sana. Misalnya saja ada cerobong asap yang panas dan terpantau sebagai titik panas,” jelasnya.

Daerah yang terpantau sebagai titik panas biasanya adalah daerah yang sangat rawan terjadi kebakaran atau bahkan memang sudah terjadi kebakaran. Di Kalimantan Barat, yang memiliki lahan gambut cukup luas memang sangat berpotensi terjadi kebakaran lahan. Jika sudah terjadi kebakaran sangat sulit dipadamkan. Kebakaran lahan gambut juga bisa dengan mudah menyebar ke tempat lain.

Hujan dengan intensitas sedang yang turun secara merata diharapkan bisa mengurangi titik panas tersebut sehingga bisa mengurangi kabut asap yang menyelimuti sejumlah wilayah di Kalbar. Kecepatan angin di Kalbar pada kisaran 10-15 knot memungkinkan terjadinya hujan dalam beberapa hari ini.

Syarif Usmulyani Alkadrie, kepala Divisi Operasi Penerbangan Bandara Supadio Pontianak, sebelumnya menuturkan kalau kabut pekat terus dibiarkan tanpa ada jalan keluar terbaik, Bandara Supadio, Pontianak dipastikan lumpuh. Sebab, serangan kabut pekat selain bertambah parah, juga membuat jadwal aktivitas penerbangan amburadul.

PONTIANAK - Kendati hujan turun di sejumlah wilayah seperti Kota Pontianak, Kubu Raya, dan Mempawah, kabut pekat diperkirakan masih terjadi di Kalimantan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News