Hujan, Imlek Tetap Meriah
Minggu, 10 Februari 2013 – 13:09 WIB
Menurutnya, tahun baru imlek tidak lagi milik kaum tertentu. Tahun baru imlek bisa dirayakan berdasarkan persepsi keagamaan dan tradisi. Namun paling penting adalah menikmati hidup dan bersyukur kepada Tuhan yang maha kuasa. "Dulu tahu baru Imlek dimaknai mengusir roh jahat atau quo nien. Makanya digunakan mercon dan kembang api untuk menguris roh itu. Sekarang zaman sudah berubah, roh jahat bisa dimaknai okum aparat, birkokrat dan siapapun yang menyeleweng," sebut dia.
Baca Juga:
Ada banyak perbedaan, menurut dia, tradisi yang dilakukan leluhur dengan kondisi di tanah Kalbar. "Di Tionglok tahun baru Imlek sejatinya adalah festival menyambut musim semi. Dirayakan besar-besaran setelah melalui musim-musim yang berat. Berbeda dengan di kita yang musim seminya abadi. Jadi kami tidak terlalu larut dalam kemewahan merayakannya, yang penting kumpul keluarga dan bersyukur."
Sama halnya dengan Jacky (23), seorang petugas pemadam kebakaran dari Yayasan Panca Bhakti. Dia juga menghabiskan waktu bersama keluarga. Anggota keluarganya yang pergi merantau ke luar daerah kini datang semua. "Paling penting adalah kumpul bersama orangtua dan keluarga. Baru setelah itu saya pergi kumpul bersama teman-teman sesama pemadam. Kami juga ada acara menyambut tahun baru di yayasan," ungkapnya. (ars)
PONTIANAK - Malam perayaan Tahun Baru Imlek 2564, di Pontianak Sabtu (9/2) malam didera hujan deras. Namun cuaca tersebut tidak menghilangkan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Bantuan Listrik Gratis Sasar 27.921 Rumah Tangga di Jawa Barat
- Lagi, Tim Gabungan Menggagalkan Penyelundupan Benih Bening Lobster di Kepri
- Presiden Prabowo Beri Instruksi, Dirnarkoba Polda Riau Kombes Manang Langsung Bergerak
- Ada Kursus Komputer untuk Honorer yang Mengikuti Seleksi PPPK di Daerah Ini, Gratis
- Tekan Stunting, Pemkot Palembang Luncurkan Dapur Sehat
- Hasil Seleksi Administrasi PPPK Pemkot Tangerang, Jatmiko: Hasilnya Luar Biasa, Sebagian Besar Lulus