Hujan Kurangi Hot Spot di Kalteng
Jumat, 04 September 2009 – 03:38 WIB
PALANGKA RAYA - Sebaran kabut asap di Kalimantan Tengah mulai menipis, menyusul turunnya hujan dibeberapa wilayah pada Kamis (3/9) sore hari. Kondisi ini berimbas pada turunnya jumlah titik api (hot spot). Data satelit NOAA tanggal 2 September 2009 jumlahnya menurun jadi 91 titik panas.
Meskipun mengalami penurunan titik panas, kondisi udara masih sangat tidak sehat terutama di Kota Palangka Raya. Kualitas udara pada papan displai Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) tanggal 3 September sebanyak 245, mengalami penurunan dibandingkan 2 September sebanyak 392.
Baca Juga:
Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang SH, mengatakan, berdasarkan hasil peninjauan saat mengantarkan Menteri PU Djoko Kirmanto, di daerah seperti Kotawaringin Barat, Lamandau, Kotawaringin Timur, dan Kabupaten Katingan, memang sangat banyak lahan-lahan serta pekarangan yang sengaja dibakar. Akibatnya, di sebelah kiri dan kanan jalan ada titik-titik api. Bahkan volume api cukup besar dan mengkhawatirkan. Ada ketidakpedulian dari sekelompok masyarakat terhadap dampak kabut asap, sehingga melakukan pembakaran secara sembarangan.
"Ini sifat egois dan hanya mementingkan diri sendiri, tanpa memperhatikan kepentingan-kepentingan orang lain. Hal ini melanggar hak sosial, hak ekonomi masyarakat, dan mengganggu kesehatan orang lain. Ini adalah orang yang tidak bertanggungjawab. Orang ini pengecut dan perlu mendapatkan sanksi sosial dari masyarakat," katanya.
PALANGKA RAYA - Sebaran kabut asap di Kalimantan Tengah mulai menipis, menyusul turunnya hujan dibeberapa wilayah pada Kamis (3/9) sore hari. Kondisi
BERITA TERKAIT
- Kunker ke Riau, Menteri Hanif Faisol Tutup TPA Liar di Kampar
- 209 Warga Terdampak Pergerakan Tanah di Kadupandak Dievakuasi
- Ombudsman Minta Polda Sumbar Ungkap Motif Kasus Polisi Tembak Polisi Secara Transparan
- Lulus SKD, 163 Pelamar CPNS Batam Lanjut ke Tahap SKB
- Puluhan Ribu Masyarakat Pekanbaru Penuhi Kampanye Akbar Agung-Markarius
- Banjir Merendam 2.014 Rumah di Kabupaten Bandung, 12.250 KK Terdampak