Hujan Lebat, Imlek Tetap Meriah
Minggu, 10 Februari 2013 – 03:49 WIB

KHUSUK: warga Tionghoa berdoa menyambut Tahun Baru Imlek di salah satu klenteng di kawasan Petak Sembilan Jakarta. FOTO: Ade Sinuhaji / JPNN
Ng Pwe Kun (52), salah seorang warga Jalan Surya Pontianak misalnya. Malam tahun baru dilewatkannya dengan berkumpul dengan suami dan anak-anaknya. "Setiap tahun, malam tahun baru memang harus sama keluarga. Saya masak dari pagi bersama anak-anak," ujarnya.
Baca Juga:
Menurutnya, tahun baru imlek tidak lagi milik kaum tertentu. Tahun baru imlek bisa dirayakan berdasarkan persepsi keagamaan dan tradisi. Namun paling penting adalah menikmati hidup dan bersyukur kepada Tuhan yang maha kuasa. "Dulu tahu baru Imlek dimaknai mengusir roh jahat atau quo nien. Makanya digunakan mercon dan kembang api untuk menguris roh itu. Sekarang zaman sudah berubah, roh jahat bisa dimaknai okum aparat, birkokrat dan siapapun yang menyeleweng," sebut dia.
Ada banyak perbedaan, menurut dia, tradisi yang dilakukan leluhur dengan kondisi di tanah Kalbar. "Di Tionglok tahun baru Imlek sejatinya adalah festival menyambut musim semi. Dirayakan besar-besaran setelah melalui musim-musim yang berat. Berbeda dengan di kita yang musim seminya abadi. Jadi kami tidak terlalu larut dalam kemewahan merayakannya, yang penting kumpul keluarga dan bersyukur."
Sama halnya dengan Jacky (23), seorang petugas pemadam kebakaran dari Yayasan Panca Bhakti. Dia juga menghabiskan waktu bersama keluarga. Anggota keluarganya yang pergi merantau ke luar daerah kini datang semua. "Paling penting adalah kumpul bersama orangtua dan keluarga. Baru setelah itu saya pergi kumpul bersama teman-teman sesama pemadam. Kami juga ada acara menyambut tahun baru di yayasan," ungkapnya. (ars)
PONTIANAK - Malam perayaan Tahun Baru Imlek 2564, di Pontianak kemarin (9/2) didera hujan deras. Namun cuaca tersebut tidak menghilangkan kemeriahan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Mbak Ita & Suami Jalani Sidang Perdana Kasus Dugaan Suap Proyek di Semarang
- Iskandar Ditangkap Polisi di Ogan Ilir, Ini Kasusnya
- Kawasan Hutan Lindung TNTN Terbakar, Diduga Akibat Pembukaan Lahan Ilegal
- Pembangunan Sekolah Rakyat di Kota Bandung Terkendala Lahan
- Hari Kartini, Pramono Gratiskan Pengurusan SIM untuk ASN dan Wartawan Perempuan
- Siswa SMAN 1 Bandung Siap Perjuangkan Lahan Sekolah Setelah Kalah Gugatan