Hujan Pujian untuk Grand Prix Singapura
Ancam Kalahkan Gengsi Monaco
Senin, 29 September 2008 – 13:09 WIB
Dengan sukses Singapura, kata Dennis, sekarang semua lomba bisa disesuaikan jamnya untuk meningkatkan eksposure dan -kemudian- pemasukan F1 dan tim-tim pesertanya.
Baca Juga:
''Kita bisa menerapkannya di mana pun di dunia. Antara menyesuaikan jamnya dengan waktu paling ditonton di Eropa, atau yang di Eropa pun diubah supaya lebih spektakuler lagi,'' paparnya. ''Sekarang akan ada analisis, untuk menentukan kapan paling enak menonton grand prix di televisi. Lomba (di Singapura) ini akan menentukan tren baru,'' tegasnya.
Komentar Dennis itu didukung rekan kerjanya, bos Mercedes-Benz Motorsport Norbert Haug. ''Seandainya (GP Singapura) diselenggarakan pukul 2 siang, maka itu adalah pukul 8 pagi di Jerman, dan bakal ditonton rata-rata tiga juta orang. (Kalau malam seperti ini) berarti siang di Jerman, dan kita mendapatkan sedikitnya tujuh juta pemirsa (di Jerman),'' ungkapnya.
Itu hanya di Jerman. Belum di negara-negara Eropa lain. Karena itu, Haug menegaskan, lomba malam yang supermahal tersebut tetap banyak gunanya untuk promosi Singapura.
SINGAPURA - Lomba pertama di jalanan Marina Bay, Singapura, tadi malam berlangsung spektakuler. Suasana hidup, balapan pun seru penuh aksi. Tak heran
BERITA TERKAIT
- Kualifikasi FIBA Asia Cup 2025: Gagal Pertahankan Momentum, Timnas Basket Indonesia Belum Pecah Telur
- Borneo FC Siap Tebar Ancaman saat Menghadapi Persib di Stadion GBLA
- Malut United Menggunduli Persis Solo, Arema FC Bikin Madura United Gigit Jari
- Federal Oil Berharap Gresini Racing Tetap Moncer Pada MotoGP 2025
- Ambisi Ciro Alves Bantu Persib Menaklukan Borneo FC
- Semen Padang Vs PSM Makassar: Kabau Sirah Pengin Keluar dari Zona Merah