Hujan, Takbir, dan Tangisan Haru...Jamaah Padang Carter Pesawat
Semangat Nonop dan para santri dari Ciamis tersebut telah menginspirasi jamaah lain dari berbagai penjuru tanah air yang mengikuti aksi doa bersama itu.
Sebab, ketua Yayasan Miftahul Huda II, Ciamis, Jawa Barat, tersebut datang ke Jakarta dengan cara tidak lazim. Jalan kaki!
Ya, aksi jalan kaki itu merupakan hasil rapat komunitas pesantren Ciamis seminggu sebelum kegiatan doa bersama dan salat Jumat di Monas dilaksanakan.
Cara tersebut ditempuh setelah kepolisian melarang jamaah menuju ibu kota dengan menggunakan angkutan umum seperti bus, truk, atau kendaraan pribadi.
Rencana long march sejauh 250 kilometer itu kemudian di-share di media sosial Facebook. Tak terduga, responsnya luar biasa.
”Dalam sekejap ada sekitar 18.000 orang yang berniat untuk bergabung. Kalau itu terjadi, pasti akan jadi isu nasional, bahkan dunia,” ungkap Nonop.
Setelah disaring, hanya 3.500 orang yang dianggap layak mengikuti long march.
Mayoritas merupakan santri dan anggota ormas Islam berusia 17–18 tahun di Ciamis. Sejak berangkat Senin (28/11), peserta berjalan kaki mulai pukul 06.00 sampai 23.00.
DI balik dahsyatnya aksi doa bersama di Lapangan Monas, Jakarta, kemarin (2/12), ada sejumlah cerita menarik. Mulai jamaah yang rela long march ratusan
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408