Hujan, Takbir, dan Tangisan Haru...Jamaah Padang Carter Pesawat

Mereka mengenakan pakaian serbaputih dan ikat kepala serta membawa bekal secukupnya.
”Sesuai kesepakatan, setiap 30 kilometer kami berhenti di pos untuk istirahat,” cerita dia.
Pada hari pertama long march, rombongan diuji guyuran hujan yang cukup deras. Mereka pun basah kuyup. Namun, mayoritas peserta memilih melanjutkan perjalanan.
Hanya beberapa santri, terutama yang perempuan, yang diminta pimpinan rombongan kembali ke Ciamis karena faktor fisik.
”Dari Ciamis ke Bandung beberapa kali kami diguyur hujan deras,” ujar Encep, salah seorang santri.
Di sepanjang perjalanan, yel-yel penyemangat dan lantunan lagu-lagu nasyid menjadi motivasi mereka. Tambahan kekuatan juga datang dari masyarakat di setiap daerah yang mereka lintasi. Ada yang menyambut dengan takbir sambil menangis haru.
Ada pula yang menyiapkan makanan, minuman, bahkan sandal jepit untuk rombongan.
”Kami juga terharu melihat sambutan warga itu,” ingat Encep yang mengaku tak kuasa menahan air mata.
DI balik dahsyatnya aksi doa bersama di Lapangan Monas, Jakarta, kemarin (2/12), ada sejumlah cerita menarik. Mulai jamaah yang rela long march ratusan
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu