Hukum Membuat Hidup Pekerja Seks Queensland Berisiko
Pekerja seks di Queensland menghadapi dilema - melanggar hukum untuk tetap aman, atau mematuhinya dan mempertaruhkan hidup mereka.
Chrissie (yang nama belakangnya dirahasiakan) telah bekerja sebagai pekerja seks panggilan di pinggiran Queensland selama delapan tahun terakhir merupakan salah satu dari banyak pekerja seks yang bersama organisasi Respect menyerukan perubahan hukum.
"Saya tidak tahu ada pekerjaan lain dimana Anda dilarang memberitahu siapa pun kemana Anda pergi demi keselamatan Anda sendiri," katanya.
Berdasarkan undang-undang saat ini, pekerja seks independen tidak diperbolehkan untuk saling berkirim pesan tentang lokasi mereka, masuk atau keluar hotel bersama, melakukan pemesanan bersama, berbagi ruang kerja atau bekerja di gedung yang sama, mempekerjakan seseorang untuk menjawab telepon, atau memakai sopir yang dipakai pekerja seks lainnya.
"Pekerja seks harus bekerja dengan syarat yang sangat berbeda dengan semua bisnis atau karir lain di bumi ini," kata Chrissie.
Dia mengatakan undang-undang saat ini memaksa pekerja seks untuk bekerja dalam isolasi dan menempatkan mereka dalam posisi rentan.
Chrissie bekerja di Rockhampton delapan tahun lalu ketika seorang pekerja seks lain yang tak jauh di Gladstone dibunuh dengan cara yang digambarkan di pengadilan sebagai tindakan kejam.
Dia mengatakan industri seks sudah diselimuti kerahasiaan karena sifat alaminya.
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat