Humanitarian Islam dan Peran NU Dalam Membangun Papua

Oleh: M Rifai Darus - Wakil Ketua PWNU Papua

Humanitarian Islam dan Peran NU Dalam Membangun Papua
Wakil Ketua PWNU Papua M Rifai Darus. Foto: Dokumentasi pribadi

Dan di era 1970 – 2000-an, tren Islamisme politik di sejumlah negara seperti Iran, Mesir, Afghanistan, Pakistan, hingga India memicu ketegangan ideologis antarfaksi politik yang teramat kompleks dan berkelindan dengan citra Islam di dunia barat.

Sejak petaka 11 September 2001 di WTC, menyusul kemudian agresi AS terhadap Irak (2003), dunia Islam mengalami tekanan.

Melihat situasi itu, dapat dibayangkan bila NU tidak kembali ke jalurnya dan terseret ke dalam langgam politik praktis.

Dapat dipahami pula, mengapa NU menerima asas tunggal Pancasila—meski sedari awal tidak turut serta dalam memperjuangkan syariat Islam sebagai dasar negara, baik dalam aspek gagasan, terlebih gerakan bersenjata.

Sebelum terbentuknya negara, NU telah menerima bahkan membela konsepsi nasionalisme Indonesia, dan bukan formalisme agama.

Jejak NU Dalam Humanitarian Islam

NU melatari perjuangannya berdasarkan konstruksi keagamaan, kebangsaan dan kemanusiaan.

Tiga pilar itulah yang senantiasa mewujud dalam gagasan maupun langkah yang ditempuh untuk merespon pelbagai tantangan zaman.

Wacana Humanitarian Islam atau Islam untuk kemanusiaan merupakan buah pemikiran massyaikh NU yang bersumber dari Rasulullah Muhammad SAW.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News