Humor Gagap

Dahlan Iskan

Humor Gagap
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Anda sudah tahu: dia adalah John Mohn. Orang Kansas. Sahabat lama saya. Yang baru saya kunjungi.

Dia menonton debat itu kemarin di rumahnya. Bersama isterinya. Lalu ia saya minta menuliskan komentar satu kalimat panjang: "Menyaksikan debat itu, Trump adalah tipe seorang penindas. Korup secara moral. Berbohong tentang pencapaiannya saat jadi presiden."

"Dia juga menghindar dari menjawab pertanyaan. Dia menghina Presiden Biden yang semua orang tahu kalau bicara gagap dan kalau bicara lembut. Biden juga menjawab semua pertanyaan moderator secara detil dan akurat."

"Ketika Biden berjuang untuk mengatasi kegagapannya, ia terlihat tua dan lemah. Itu membuat saya sedih dan takut. Saya takut kebohongan dan hinaan akan mengalahkan kejujuran dan empati."

"Pemilih yang masih mengambang akan memilih Trump dan demokrasi Amerika akan rusak untuk eksperimen kepresidenan Trump."

Saya setuju dengan komentar John Mohn itu. Yang juga hilang dari debat tanpa penonton ini adalah satu: humor.

Tidak ada rasa humor sama sekali. Biden yang biasa menyelipkan kalimat lucu dalam pidatonya juga serius sepanjang debat.

Masih mendingan debat Capres Indonesia yang lalu: sempat ada joget gemoy dan omon-omon.(*)


Berita Selanjutnya:
Nasihat Murid

Maka moderator bertanya: bagaimana Joe Biden bisa meyakinkan pemilih bahwa dia akan mampu memegang jabatan presiden. Begitu pula Donald Trump kelak.


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News