HUPI Protes Soal Penangkapan Duterte, ICC Dinilai Tebang Pilih Penegakkan HAM

HUPI Protes Soal Penangkapan Duterte, ICC Dinilai Tebang Pilih Penegakkan HAM
Humanity United Project Indonesia (HUPI) melakukan aksi unjuk rasa di depan Kedubes Filipina untuk memprotes penangkapan mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Senin (24/3). Foto: source for jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Humanity United Project Indonesia (HUPI) melakukan aksi unjuk rasa di depan Kedubes Filipina untuk memprotes penangkapan mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Senin (24/3).

Koordinator unjuk rasa, Vikson Waemese menilai Mahkamah Kriminal Internasional dengan bantuan Pemerintah Filipina tebang pilih dalam membela HAM dan menegakkan hukum internasional.

"Ada penjahat lebih besar untuk ditangkap kalau bicara HAM dan kemanusiaan," kata Vikson Waemese.

"Ada penjahat besar, namanya Benjamin Netanyahu, sampai sekarang dibiarkan bebas. Bisa ke mana-mana, tidak ditangkap," lanjutnya.

Selain itu dia menjelaskan di Filipina, sudah jelas ada keluarga Marcos yang menjadi diktator dan koruptor.

"Bicara HAM, bebas dari narkoba adalah HAM. Kenapa ini tidak diperhatikan?" lanjut Vikson.

Sebelumnya, Wakil Ketua MPR Hidayat Nurwahid juga mempersoalkan penangkapan Duterte. 

Dia membandingkan kasus yang menimpa mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. HNW menegaskan aturan hukum harus berlaku adil. 

Humanity United Project Indonesia (HUPI) melakukan aksi unjuk rasa di depan Kedubes Filipina memprotes penangkapan mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News