HUT RI ke-75, Jadi Momentum yang Tepat Masyarakat untuk Beralih ke BBM RON Tinggi
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menilai, peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-75, harusnya menjadi momentum masyarakat beralih dari BBM RON rendah ke RON tinggi
Kalau tidak, akan memunculkan banyak dampak negatif, termasuk menjadi beban bagi Pertamina.
“Ini momentum tepat untuk memerdekakan diri dari BBM RON rendah karena selama ini Premium menjadi beban bagi BUMN,” kata Fahmy, Rabu (12/8).
Menurut Fahmy, harga Premium ditentukan oleh pemerintah. Bahkan ketika harga minyak dunia sedang tinggi, Pertamina tidak bisa serta-merta turut menaikkan harga.
Termasuk saat Pemilu tahun lalu, ketika harga harga minyak dunia sedang tinggi-tingginya.
“Harga yang dijual (Pertamina-red) jauh di bawah harga keekonomian. Pertamina harus menanggung selisih harga tadi,” beber Fahmy.
Biaya pengadaan BBM RON rendah, menurut Fahmy, juga tergolong mahal. Sebab, BBM RON rendah memang tidak tersedia di pasar internasional.
Saat ini, selain Indonesia, praktis tidak ada negara yang menggunakan BBM RON rendah, kecuali Vietnam dan Kamboja. Sementara proses blending untuk menghasilkan BBM RON di bawah 90 tersebut terjadi Singapura dan Malaysia.
Ini momentum yang tepat untuk memerdekakan diri dari BBM RON rendah ke tinggi, karena selama ini Premium menjadi beban bagi BUMN.
- Pertamina Komitmen Menjaga Suplai Energi untuk Mendukung Pelaksanaan Program MBG
- Pakar IPB Nilai Pengembangan Bioavtur dari Minyak Jelantah, Program Luar Biasa Pertamina
- Pertamina Optimalkan Perlindungan Perempuan & Anak Lewat program TJSL
- Digitalisasi Pertamina Kunci Efisiensi, Memperkuat Ketahanan dan Swasembada Energi
- Terkait Pemanggilan Beberapa Pekerja, Pertamina Patra Niaga: Hanya Sebagai Saksi
- Menteri BUMN Dukung Strategi Pertumbuhan Ganda Pertamina