Hutan Dialihfungsikan, Banjir dan Longsor Mengancam
Senin, 18 Februari 2013 – 05:04 WIB
MANADO - Pemerhati lingkungan Prof Mithel Kumajas menilai salah satu faktor yang memicu banjir dan tanah longsor di Kota Manado Sulawesi Utara (Sulut) adalah beralih fungsi hutan sebagai daerah tangkapan hujan menjadi kawasan perumahan. Ditambah lagi dengan kondisi tanah di Sulut yang mudah longsor sehingga bencana banjir dan tanah longsor tak bisa terhindarkan ketika intensitas hujan meninggi.
“Kalau curah hujan tinggi, sudah pasti banjir,” kata Kumajas seperti yang dilansir Manado Post (JPNN Group), Senin (18/2).
Kumajas mengatakan beralihnya fungsi hutan ini menyebabkan kestabilan tanah yang mudah terganggu. Dicontohkan, pembangunan perumahan yang tidak memperhatikan kestabilan tanah sehingga mengakibatkan tanah di sekitar rawan longsor. Kemiringan lereng yang menjadi jalur pembangunan jalan juga menjadi salah satu faktor terjadinya longsor. “Banyak topografi tanah yang terlalu miring di sekitar pemukiman warga yang ada di Sulut,” katanya.
Tinggi pertumbuhan penduduk di Manado mendesak lahan-lahan tangkapan air menjadi kawasan pemukiman. Serbuan penduduk luar Manado, khususnya pengusaha, telah mendesak juga penduduk asli meninggalkan tempat tinggal mereka di kota dan mencari perumahan di pinggir kota. Dan tentu saja, yang menjadi kawasan pemukiman penduduk kota adalah daerah tangkapan hujan yang dialih fungsikan.
MANADO - Pemerhati lingkungan Prof Mithel Kumajas menilai salah satu faktor yang memicu banjir dan tanah longsor di Kota Manado Sulawesi Utara (Sulut)
BERITA TERKAIT
- Bentrokan Pendukung Paslon Pilkada Puncak Jaya: 7 Rumah Dibakar, 1 Nyawa Melayang
- Demi Penghematan Anggaran, Gubernur Terpilih Kepri Tolak Mobil Dinas Baru
- SMB II Palembang Siap Menyandang Status Bandara Internasional
- Siswa SMKN di Pekanbaru Demo Gegara Tak Bisa Daftar SNBP, Disdik Lakukan Investigasi
- Kapolsek Meninggal di Rumah Dinas, Polres Inhil Berduka
- DBD di Sumsel Sepanjang 2024 Mencapai 6.263 Kasus, 37 Orang Meninggal Dunia