Hypefast Bagikan Tips agar Brand Kecantikan Lokal Tidak Gulung Tikar

Dalam survei yang dilakukan Hypefast, enam dari 10 orang Indonesia ternyata tidak menyadari bahwa produk yang mereka beli berasal dari luar negeri, bukan dari brand lokal. Situasi ini membuat investor menjadi lebih berhati-hati dalam menggelontorkan dana ke brand lokal.
"Padahal, tanpa investasi yang cukup besar, sulit bagi brand lokal untuk berkompetisi dengan brand asing yang gencar berpromosi dan menawarkan harga lebih kompetitif,” tambahnya.
Hypefast membagikan beberapa strategi bagi brand lokal agar tetap bertahan dan relevan di pasar. Pertama dengan fokus pada arus kas (cash flow), kedua mengutamakan cash flow dibanding pertumbuhan, dan terakhir memanfaatkan pendanaan yang ada.
Hypefast mengimbau brand lokal bahwa tujuan utama sebaiknya bukan sekadar bertumbuh cepat, tetapi mencapai tahap self-sufficient—yakni kondisi di mana bisnis tidak hanya profitable, tetapi juga memiliki cashflow positif.
Dengan begitu, bisnis bisa bertahan dalam situasi ekonomi yang sulit dan tidak bergantung sepenuhnya pada investor atau pinjaman.
“Founder brand lokal harus realistis dalam menghadapi situasi ini. Ini bukan waktunya untuk idealisme berlebihan, tetapi momen untuk menyusun strategi yang lebih matang agar tetap bertahan di pasar,” pungkas Achmad Alkatiri. (esy/jpnn)
CEO dan Founder Hypefast, Achmad Alkatiri membagikan tips agar brand kecantikan lokal tidak gulung tikar.
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad
- KHDJH Jadi Wujud Nyata Anak Muda Berdaya di Industri Fesyen Muslim Lokal Bersama Shopee
- Master Bagasi Mendorong Modest Fashion Indonesia ke Panggung Dunia
- Somethinc Luncurkan Inovasi Produk Bibir Terbaru Forever Stay Comfort Lip Glaze
- ZALORA & Indodana PayLater Kolaborasi untuk Kemudahan Berbelanja Fesyen
- Raya Collection, Persembahan Spesial di Perayaan HUT ke-8 Merche
- Ini Rekomendasi 5 Brand Lokal di Tokopedia dan ShopTokopedia untuk Merayakan Imlek