Ian Burnet, Warga Australia yang Menulis Lima Buku Sejarah Mengenai Indonesia
"Di Bali di Festival Penulis Ubud, saya hadir mempromosikan empat buku saya, dan juga saya pernah ke Kuala Lumpur, Malaka, Penang, Singapura dan tentu saja di Australia."
Melihat banyak kemajuan di Indonesia
Ian mengaku melihat ada perubahan dengan Indonesia sekarang ini dibandingkan dengan kedatangannya pertama kali di tahun 1968.
"Tentu saja sudah ada begitu banyak kemajuan di Indonesia sejak saya pertama datang dan saya hampir tidak lagi mengenali beberapa bagian di Jakarta," katanya.
"Namun di daerah pedesaan, kehidupan tampak tidak banyak berubah, meskipun jelas sekali warga sudah jauh lebih makmur dari sebelumnya."
Ian mengaku jika ia belajar bahasa Indonesia begitu ia tiba, terlebih karena menikah dengan perempuan Indonesia sehingga ia merasa harus bisa menguasainya.
"Untuk pembicaraan sehari-hari saya mengerti dan bisa melakukannya, namun untuk mendiskusikan hal yang serius, misalnya masalah politik atau agama, kemampuan kosakata saya terbatas," akunya.
Setelah hampir 30 tahun tinggal dan mengenal Indonesia, Ian mengaku memiliki sejumlah hal yang paling ia disukai dari Indonesia yang merayakan kemerdekaan ke-75 di tahun 2020 ini.
"Saya suka Nasi Padang, Kopi Tubruk, Cendol, Gula merah dan santan, dan tentu saja Durian," katanya.
Ian Burnet, seorang warga Australia, pernah lama bekerja di Indonesia di bidang geologi
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan