Ibarat Neraca, Seimbang di Kiri dan Kanan
Kamis, 24 Februari 2011 – 12:23 WIB
Mereka memperjuangkan persamaan hak, kewajiban, menuju sama rasa, sama rata, dan sama semua. Mereka sama sekali tidak percaya akan Tuhan, karena Tuhan mereka adalah sama rasa, sama rata yang masih diperjuangkan. Yang mereka benci adalah kapitalis, orang yang menimbun modal, atau kapital. Baik fundamentalis kanan maupun sosialis kiri, sama-sama hidup subur, sama-sama sedang mencari Tuhan. Mirip sebuah neraca, atau timbangan. Bando sebelah kiri dan bagian kanan sama beratnya. Sementara kelompok tengah, tidak terlalu dianggap, bahkan dicibir sebagai kapitalis dan penganut paham yang mementingkan modal.
Baca Juga:
Tetapi, biar bagaimana pun, kapital itu penting dan menentukan arah dan kemajuan bangsa. ”Berjualan” ideologi di negara-negara kaya, nyaris tak banyak respon, dan hampir pasti tidak laku. Mereka sudah melewati fase miskin. Yang bisa ditawarkan adalah ilmu pengetahuan, teknologi dan penghargaan terhadap manusia. Lalu, kita sudah sampai di mana? Jika cerminnya India? ”Tidak penting, kita berada di mana. Tidak penting pula mencari siapa yang salah dan siapa yang benar, karena benar-salah itu tergantung darimana sudut pandangnya. Yang paling penting menjadi makhluk sosial itu, hidup harus saling berbagi, saling membantu, saling berjabat tangan dan berbuat baik. Berbuat benar belum tentu baik, berbuat baik sudah pasti benar,” kata Irwan Hidayat. Setidaknya, itulah pelajaran kedua dari Negeri Acha Acha! (*)
LAMA tas saya diperiksa polisi-polisi berkumis saat hendak masuk ke Hotel Taj Mahal, Mumbai. Agak cermat mereka membongkar-bongkar bawaan saya. Tapi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Batal Didatangi Massa Buruh, Balai Kota DKI Lengang
- Jangan Menunggu Bulan Purnama Menyapa Gulita Malam
- Dua Kali Getarkan Gedung, Bilateral Meeting Jalan Terus
- Agar Abadi, Tetaplah Menjadi Bintang di Langit
- Boris Yeltsin Disimbolkan Bendera, Kruschev Seni Kubisme
- Eskalator Terdalam 80 Meter, Mengusap Mulut Patung Anjing