Ibas Akui PD Berpeluang Masuk 'Kandang Banteng'
jpnn.com - JAKARTA - PDI Perjuangan mengharapkan Demokrat, PPP dan PAN bisa bergabung dengan partai pemenang pemilu itu untuk mengusung paket pimpinan DPR/MPR. Ya, jika koalisi baru itu terwujud, Koalisi Merah Putih (KMP) bisa dipastikan porak-poranda.
Dengan suara PDIP (109), PKB (47), Nasdem (35) dan Hanura (16), Koalisi Indonesia Hebat memang masih kalah suara dibanding KMP yang menguasai sisa suara, dari 560 anggota DPR RI.
Jika PDIP Cs berhasil merayu Demokrat (61 suara), PAN (49) dan PPP (39), otomatis Koalisi Banteng bakal bertambah gemuk menjadi 356 suara, menyisakan 204 suara milik KMP.
Menanggapi itu Sekjen Partai Demokrat Eddie Baskoro Yudhoyono alias Ibas mengaku, pihaknya saat ini masih membuka peluang terhadap siapa saja yang mendekat. Ia tidak merinci apakah akan menerima ajakan PDI Perjuangan untuk bergabung.
"Mengenai paket, peluang, dinamika dan proses yang akan terjadi nanti ke depan beberapa hari ini kami membuka peluang kepada seluruhnya," ujar Ibas di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/10).
Ibas menegaskan bahwa Partai Demokrat partai penyeimbang. Oleh karena itu Demokrat tidak menjaga jarak dengan partai-partai lainnya. Ia pun tak menampik bahwa Demokrat tetap berkomunikasi dan berdekatan dengan seluruh partai di parlemen. "Jadi kita lihat saja nanti bagaimana mengenai paket yang akan ditawarkan dari partai-partai yang ada di DPR dan MPR ini," tandasnya. (flo/jpnn)
JAKARTA - PDI Perjuangan mengharapkan Demokrat, PPP dan PAN bisa bergabung dengan partai pemenang pemilu itu untuk mengusung paket pimpinan DPR/MPR.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Nilai IKIP Kaltim Meningkat, Masuk Tiga Besar Nasional
- Yorrys Raweyai: DPD Akan Mengawal Proses Pembangunan PIK 2 Tangerang
- BPMK Lanny Jaya Diduga Potong Dana Rp 100 juta dari 354 Kampung
- Kipin Meraih Penghargaan Utama di Temasek Foundation Education Challenge
- Sri Mulyani: Setiap Guru adalah Pahlawan yang Berkontribusi Besar bagi Kemajuan Indonesia
- Kerugian Negara Hanya Bisa Diperiksa BPK, Ahli: Menjerat Swasta di Kasus PT Timah Terlalu Dipaksakan