Ibas Anggap Kenaikan BBM sebagai Pil Pahit
Kamis, 15 Maret 2012 – 15:41 WIB
Ibas menilai kesepakatan tersebut diambil agar program-program pemerintah yang tertuang di dalam APBN tidak tersedot untuk menutupi meningkatnya beban subsidi. Subsidi BBM melonjak dari Rp123,56 triliun menjadi Rp 178 triliun akibat kenaikan harga minyak dunia yang mencapai USD 120 per barel, jauh dari asumsi APBN sebesar USD90 per barel.
Baca Juga:
"Agar tetap sehat dan stabil, pil pahit ini harus kita ambil. Harapannya, Indonesia ke depan memiliki daya tahan yang kuat dan tidak terpengaruh kondisi perekonomian global,” tambah anggota Komisi I DPR ini.
Ibas optimis, kebijakan pemerintah dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang merupakan rangkaian kebijakan yang strategis untuk seluruh masyarakat Indonesia ke depannya. “Kebijakan menaikkan BBM bukan satu-satunya kebijakan yang disiapkan pemerintah saat ini. Masyarakat harus tahu bahwa ada serangkaian policy yang saling terkait dan menguntungkan untuk melindungi kepentingan masyarakat secara menyeluruh,” kata anak bungsu Presiden SBY ini.
Ia melanjutkan, segala upaya untuk meyakinkan masyarakat akan perlunya pemerintah menyesuaikan harga BBM perlu dilakukan agar masyarakat dapat memperoleh pemahaman yang komprehensif dan benar mengenai kondisi perekonomian Indonesia agar mampu bertahan dari tren perekonomian global yang cenderung stagnan bahkan menurun.
JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono menyatakan, rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang
BERITA TERKAIT
- KPU Diminta Sempurnakan Sirekap Sebelum Digunakan Untuk Pikada 2024
- Ini Penyebab Pelabuhan Tanjung Carat di Banyuasin Gagal Dibangun
- Dukungan Besar Pedagang Pasar Wadung Asri Sidoarjo Memperkuat Peluang Kemenangan Khofifah
- Ibas Soroti Isu Kekerasan Seksual: KIta Harus Speak Up, Waspada, dan Berani Melapor
- Debat Pilkada Batam Penting Untuk Mengomunikasikan Rencana Pembangunan
- Surat Suara Sudah Diterima, KPU Kota Serang Segera Sortir