Ibas: Toleransi, Kasih Sayang, dan Kesehjahteraan Bisa Tangkal Radikalisasi

Ibas: Toleransi, Kasih Sayang, dan Kesehjahteraan Bisa Tangkal Radikalisasi
Wakil Ketua MPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menyampaikan toleransi, kasih sayang, dan kesejahteraan adalah langkah konkret untuk menangkal radikalisasi. Foto: MPR RI

Namun, seiring dengan perkembangan zaman, keberagaman ini terkadang bisa menjadi celah yang dimanfaatkan pihak atau kelompok tertentu, untuk menyebarkan ideologi yang radikal, ekstrim, yang bisa merusak kedamaian dan kerukungan sosial.

“Sehingga tentu pertanyaannya, apa sesungguhnya deradikalisasi?” tanya Ibas.

“Deradikalisasi adalah sebuah proses yang mengubah pola pikir yang ekstrim menjadi lebih moderat.” jelas Ibas lebih lanjut.

Ibas mengungkapkan radikalisasi di Indonesia biasanya disebabkan oleh beberapa hal seperti adanya ketidakadilan sosial, karena tidak adanya kesetaraan dalam ekonomi.

Masuknya faham-faham pengaruh ideologi-ideologi yang ekstrim dengan pemahaman yang salah. Ketidakpuasan dalam sistem politik dan pemerintahan. Dan perbedaan dialog antara bermacam agama.

Untuk itu, menurut Ibas, diperlukan integrasi Bhinneka Tunggal Ika dalam deradikalisasi, salah satunya dengan membangun kesadaran toleransi. Perbedaan adalah bagian dari kekayaan bangsa.

“Kita harus toleran, sesama mahasiswa, sesama kampus, di antara kampus yang lain pun harus toleran. Kita harus tahu bagaimana kita menjaga sikap toleransi tidak hanya beragama, berbudaya, tetapi juga berkehidupan,” ungkap Ibas.

Dari sisi pendidikan, diperlukan pendidikan berbasis pancasila dan bhinneka tunggal ika. Hal ini berkaitan dengan kesadaran pentingnya menjaga persatuan di tengah perbedaa.

Wakil Ketua MPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menyampaikan toleransi, kasih sayang, dan kesejahteraan adalah langkah konkret untuk menangkal radikalisasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News