Iboh jadi Jutawan dari Timbunan Sampah Bantargebang
Selain itu, kompensasi bau melalui bantuan tunai rata-rata senilai Rp32 miliar per tahun dari pemerintah belum dikelola secara optimal oleh warga.
"Biasanya uang hasil memulung sampah, bantuan pemerintah dan lainnya dia pakai untuk belanja yang tidak penting di mal," katanya.
Padahal bila besaran dana kompensasi bau per kepala keluarga Rp900 ribu setiap tiga bulan dipakai membeli mesin pengolah sampah, kata Komarudin, warga bisa meningkatkan taraf hidup.
Solusi untuk menghapus stigma prihatin di Bantargebang adalah dengan menghentikan eksploitasi kemiskinan serta meningkatkan kualitas pendidikan.
Bantargebang saat ini memiliki total 61 sekolah tingkat SD hingga SMA/SMK. Namun dari total 30.474 penduduk usia pelajar, hanya 11.000 jiwa di antaranya yang memanfaatkan fasilitas sekolah negeri maupun swasta untuk mengenyam pendidikan. Sisanya berprofesi sebagai pemulung, peternak atau berkebun.
Mayoritas anak putus sekolah, kata Komarudin, dikarenakan para pendatang dari luar daerah yang tidak memiliki ijazah untuk bekerja di perusahaan.
"Anak-anak di sini lebih baik mulung sampah daripada harus belajar di sekolah. Makanya kita butuh yang namanya sekolah keliling. Guru datang ke rumah-rumah siswanya dan mengajar. Kalau mau serius, coba berangkatkan warga saya dengan beasiswa ke luar negeri untuk menjadi pakar persampahan," katanya.
Stigma prihatin tidak seharusnya melekat pada warga Bantargebang jika berkaca pada potensi lingkungan yang ada. Dibutuhkan perspektif yang sama terhadap peluang yang kini berhasil digarap oleh Iboh. Sampah adalah berkah, bukan masalah. (antara/jpnn)
Iboh merupakan salah satu dari sekian banyak pemulung sampah beromzet sampai ratusan juta rupiah di Bantargebang.
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti
- Mengubah Sampah Jadi Pulsa, Begini Caranya
- Pertamina Eco RunFest 2024: Carbon Neutral Event untuk Kampanye Sustainable Living
- WPC dan GPA Serukan kepada Pemerintah untuk Turut Mengakhiri Polusi Plastik
- LKPI: Mayoritas Warga Bekasi Pilih Tri Adhianto-Abdul
- Jutaan Ton Sampah Plastik Cemari Lingkungan, Kondisi TPA Mengkhawatirkan
- Ketua Parpol di Bekasi Dilaporkan ke Polda Metro Jaya, Ketua Forkim Tegas Bilang Begini