Ibrahim

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Ibrahim
Salah seorang calon haji asal Pamekasan, Madura dari Kloter 23 Embarkasi Surabaya (SUB 23) Agus Subagio mengisi waktu menjelang wukuf di Arafah, Jumat (8/7/2022) dengan membaca zikir . (ANTARA/Desi Purnamawati)

Ibrahim kemudian menyadari bahwa ada zat Mahakuasa yang mengatur bintang gemintang dan tata cakrawala itu.

Dia kemudian berseru untuk menghadapkan wajahnya kepada zat yang Maha-Mengatur tata surya itu. Ibrahim menyatakan tidak akan mengikuti ideologi politeisme yang musyrik.

Dalam episode berikutnya, Ibrahim mempertanyakan bagaimana Tuhan menghidupkan orang mati.

Life after death, kebangkitan kembali pascakematian menjadi sentra perdebatan antara iman dan rasionalisme ilmu pengetahuan.

Ibrahim mengalami hal yang sama, ia membutuhkan bukti untuk memperkuat imannya.

Pengalaman adalah sumber pengetahuan, kata John Locke. Maka Ibrahim mendapatkan pengetahuan itu dari pengalamannya.

Dia memotong burung menjadi beberapa bagian dan menempatkannya terpisah di beberapa bukit yang terpencar.

Hanya dengan sekali isyarat tepuk tangan serpihan burung itu berkumpul menjadi satu burung yang hidup.

Ibrahim menjadi bapak yang melahirkan agama-agama langit atau samawi, Yahudi, Nasrani, dan Islam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News