Ibu Bantai 5 Anaknya dengan Parang
3 Tewas di Tempat, 2 Kritis
Selasa, 29 Desember 2009 – 08:02 WIB
Menurutnya, kejadian tersebut berawal saat dirinya berangkat dari rumah pada hari Jumat (25/12) sekitar pukul 10.00 WIB menuju Desa Bawaduho yang berjarak tiga kilometer dari kediamannya untuk mengikuti perayaan Natal 25 Desember 2009. Sekembalinya dari Bawaduho, Sabtu (26/12) sekira pukul 07.00 WIB, pintu rumahnya masih belum terbuka. Melihat hal itu, dia memanggil isterinya, Siati Nduru, untuk membuka pintu rumah. Namun Siati Nduru tidak kunjung membuka pintu.
Talizanolo Nduru yang biasa dipanggil Ama Arina inipun mencoba memanggil isterinya lewat jendela belakang rumah yang belum tertutup, karena rumah kediaman mereka berukuran 5x7 M beratap rumbia tersebut, masih belum siap karena kondisi keuangan keluarga yang sangat minim. Talizanolo Nduru yang sehari-harinya berkerja sebagai petani karet dengan penghasilan Rp200 ribu sebulan ini mengaku, dari jendela yang belum tertutup itu dia melihat anak-anaknya bergelimpangan dengan bersimbah darah. Penasaran dengan kondisi yang terjadi, kembali dia menuju pintu utama rumahnya dan tiba-tiba Siati membuka pintu rumah tersebut.
"Saya bertanya kepada istri saya, ada apa dengan anak-anak. Istri saya menjawab semalam rumah kemasukan rampok dan anak-anak kita dibunuh. Mendengar istri saya tersebut saya langsung curiga, jangan-jangan saya pula yang dicari perampok itu. Saya langsung ke rumah kepala dusun, mendengar hal tersebut kepala dusun memberitahukan hal itu kepada kepala desa. Bersama warga dan kepala desa kami kembali ke rumah saya dan membuka kamar. Sedangkan kepala dusun saat itu juga langsung berangkat ke Polsek Idanogawo untuk melaporkan kejadian tersebut kepada polisi," tuturnya sedih.
Sampai di situ Talizanolo terdiam, dia tak meneruskan kata-katanya. Setelah sekian lama baru dilanjutkannya lagi. "Tinggal anak saya yang paling bungsu yang belum dibantai oleh istri saya, namanya Kafina Nduru (1,5). Saat saya pulang dia tidur di ayunan dan sekarang saya titip sama orang tua di kampung," ujarnya. Sementara itu kondisi korban sekarat bernama Folo`o nduru (5) terlihat terkulai lemas di atas tempat tidur rumah sakit. Dia masih koma. Tampak perban menutupi luka di kepala bagian belakang, telinga sebelah kiri, dagu, dada, lengan kiri dan kanan, serta tiga luka sayatan di bagian punggung.
NIAS-Gara-gara marah dengan suaminya, seorang ibu rumah tangga, Siati Nduru (30), warga Dusun VI Desa Fatodano, Kecamatan Ulugawo, Nias, tega membantai
BERITA TERKAIT
- Jalan Utama Penghubung Riau-Sumbar Macet Total, Ternyata Ini Penyebabnya
- Alhamdulillah, Warga Cikaret Kini Miliki Trafo PLN, Aliran Listrik Makin Stabil
- Jembatan Sungai Rokan Miring, Kendaraan Berat Dilarang Melintas
- Masa Cuti Kampanye Berakhir, Aep Syaepuloh Kembali Jabat Bupati Karawang
- Disapu Banjir Bandang, 10 Rumah di Tapsel Sumut Hanyut
- Heboh Anggaran Belanja Gamis & Jilbab Senilai Rp 1 M Lebih di Kabupaten Banggai