Ibu Een Tak Sempat Rasakan Rumah Pintar

Ibu Een Tak Sempat Rasakan Rumah Pintar
Ibu Een Tak Sempat Rasakan Rumah Pintar. Foto: Liputan6

"Saat itu dana yang terkumpul sudah belasan juta dari banyak pihak hasil rembugan dan sumbangan, baik pemerintah, perrangan maupun perusahaan, namun kebutuhannya mencapai 80 juta, tapi semuanya tuntas berkat bantuan dair kedua belah pihak," kata Herman di penghujung tahun 2013 saat itu.

Rumah pintar ini mulai dibangun Rabu, 24 Juli 2013 dengan peletakan batu pertama oleh mendian Bupati Sumedang Endang Sukandar.

Takdir masih berkata lain. Manusia hanya bisa berencana. Bu Een, sang guru kalbu dipanggil Sang Khalik. Bu Een tak akan pernah menyaksikan anak-anak didiknya belajar di rumah pintar.

"Saya sudah belajar puluhan tahun dengan Uwa Een, jadi merasakan bagaimana dulu belajar di kamar Uwa, dan kini akan belajar di Rumah Pintar, tapi Uwa tidak akan merasakannya," kata Yuli.

Sejak Bu Een mengajar dalam kondisi tergolek, anak-anak belajar di kamar berukuran 2x3 cm. Menulis pun di tembok dinding. Jika sudah selesai atau berganti tulisan, dinding itu dilap menggunakan kain basah.

Pada 2007, sebuah papan tulis putih dihadiahkan oleh Endang Sukandar dan Dony Ahmad Munir yang saat itu sedang mengikuti pilkada di Sumedang.(cr2)


SUMEDANG - Meninggalnya Ibu Een Sukaesih (52), perempuan yang menginspirasi banyak orang karena semangat dan tabahnya menjalani hidup meski terkena


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News