Ibukota Tak Perlu Hijrah
Jumat, 06 Agustus 2010 – 06:18 WIB
Pemindahan "gula-gula" ini akan membuat banyak ruang kosong di Jakarta, dan memudahkannya untuk membangun lebih banyak ruang terbuka, memperbanyak daerah resapan air, penataan drainase, trotoar yang lebar bagi pejalan kaki dan jalur hijau.
Pulau Buatan
Jika usulan Emil Salim memberi kode "bintang khusus" dalam APBN untuk mendanai keberlanjutan program pengelolaan banjir yang lintas sektoral dan berjangka panjang itu dianggap terlalu "Jakarta Sentris", masih ada kemungkinan mencari sumber dana di luar APBN. Kenapa tak dilobi saja berbagai konsorsium domestik dan asing yang siap membantu proyek raksasa itu, yakni memindahkan berbagai fasilitas Jakarta ke luar kota. Tentu saja dengan konsesi tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Rekayasa finansial sejenis itu sepanjang tidak merugikan kepentingan nasional, dan dalam koridor win win solution, bukanlah sesuatu yang tabu.
Proyek itu memang dahsyat. Antara lain mengeruk 13 sungai yang membelah Jakarta. Kemudian tanah urukannya yang pasti menggunung itu, dipindahkan ke laut sebagai pulau buatan, katakanlah jauh di depan Teluk Jakarta. Di Jepang dan Korea, pulau buatan itu sudah jamak, dan malah dijadikan bandara dan pusat pertumbuhan baru, serta dihubungkan dengan jembatan ke daratan.