Ibunda Bayi Debora Sebut Pihak RS Sigap Tangani Anaknya
Pengamat Masalah Kesehatan Marius Widjajarta menilai perlu menyorot peran BPJS terkait meregangnya nyawa Debora.
Menurut Dia, dalam kasus ini menunjukkan bahwa layanan BPJS masih kacau.
"Menurut saya, BPJS kacau balau. Perbandingan dengan askes, di mana saat ada yang emerjensi, boleh memilih RS mana aja meski tidak masuk dalam askes, setelah stabil rujukannya ke RS yang masuk askes," ujar Marius.
Tidak hanya itu, di masa askes terdahulu, penanganan emerjensi, sudah dijamin sejak awal dengan kerjasama bersama pihak Dinkes.
"Bayi debora sebenarnya bisa ditangani, nggak perlu sampai meninggal seperti ini. Harusnya, kasus emerjensi sudah ditanggung oleh dinkes sejak awal," paparnya.
Parahnya, pihak BPJS, lanjut dia, tidak segan menyalahkan pihak provider kesehatan yang memberi pelayanan terhadap pasien.
"BPJS malah menyalahkan providernya, dokternya atau RS nya yang dianggap salah dan dianggap ada gratifikasi dari pihak provider itu. Padahal seharusnya standarnya BPJS yang sudah memberi jaminan pelayanan emerjensi sejak awal," kata dia.(jlo/jpnn)
Orangtua bayi Tiara Debora Simanjorang memastikan bahwa pihak rumah sakit sudah memberikan pelayanan yang maksimal.
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh
- YLKI Minta RS Mitra Keluarga Diberi Sanksi
- Sanksi untuk RS Mitra Keluarga Kalideres Harus Dijalankan
- Kak Seto: RS Mitra Keluarga Tutup, Masyarakat Rugi
- Inilah Hasil Investigasi Kemenkes Kasus Kematian Bayi Debora
- DPR Tolak Hasil Investigasi Kasus Kematian Bayi Debora
- 14 Fakta Hasil Investigasi Kematian Bayi Debora