ICAEW Prediksi Ekonomi Indonesia Meningkat hingga Akhir 2023, Begini Analisisnya

ICAEW Prediksi Ekonomi Indonesia Meningkat hingga Akhir 2023, Begini Analisisnya
Di tengah perlambatan ekonomi global, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal terakhir Indonesia masih cukup menjanjikan. Ilustrasi. Foto: Ricardo/JPNN

Elaine menjelaskan bahwa pertumbuhan yang lebih lambat di Q3 diperkirakan terjadi karena beberapa alasan. Didasari pada pemulihan ekonomi Tiongkok pasca pandemi yang melambat, sehingga menyebabkan perkiraan pertumbuhan konsensus diturunkan dengan cepat.

Selain itu, dampak penuh dari kenaikan suku bunga Federal Reserve AS sebesar 550bps, dan dampaknya terhadap suku bunga ASEAN, belum sepenuhnya dapat dirasakan. Harga semikonduktor yang lemah juga mempengaruhi negara-negara seperti Singapura dan Malaysia.

Di atas semua itu, hambatan utama terhadap pertumbuhan adalah sektor ekspor.

"Setelah melonjak naik pada masa-masa awal pandemi, ekspor barang merosot turun pada tahun lalu dan masih dalam tren penurunan yang serius," katanya,

Sebab, kata Elaine, sebagian besar perlambatan ini disebabkan oleh pergeseran permintaan global dari barang ke jasa, sementara komposisi permintaan eksternal diperkirakan akan mulai normal pada paruh kedua tahun ini, permintaan secara keseluruhan cenderung cukup baik.

Ketahanan Konsumen Indonesia

Elaine membeberkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kenaikan menjadi 5,2 persen YoY di Q2 dari 5 persen di Q1.

Jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, PDB tumbuh 1,5 persen QoQ, sama dengan Q1. Perbedaan antara permintaan domestik yang kuat dan permintaan eksternal yang melemah menjadi sangat mencolok.

Di tengah perlambatan ekonomi global, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal terakhir Indonesia masih cukup menjanjikan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News