Ical jadi Capres, Golkar Diingatkan Tak Ulangi Kesalahan

Ical jadi Capres, Golkar Diingatkan Tak Ulangi Kesalahan
Ical jadi Capres, Golkar Diingatkan Tak Ulangi Kesalahan
"Kalau dianggap absolut akan merugikan diri sendiri. Jangan sampai harga mati Aburizal sebagai capres. Dalam politik itu, kalau absolut membenturkan kepala ke tembok. Golkar ini tiga kali Pemilu, tidak pernah juara karena tidak pandai membaca psikologi masyarakat. Karena memaksakan kehendak. Pak JK kan memaksakan kehenendak pada 2009," ungkapnya.

Ia mengingatkan, 60-70 persen masyarakat Indonesia tidak golput. Umumnya pemilih berasal dari kelas bawah, baik secara pendidikan maupun kesejahteraan. Makanya akta dia, dalam menentukan capres yang akan dipilih mengandalkan visual. Bahkan, suku, apalagi agama masih dipertimbangkan meski isu SARA tidak disukai, tapi itu fakta.

"(Makanya) Lebih bagus (Golkar) mengikuti bagaimana tren, apa yang dibutuhkan negara dan bangsa, apa yang diharapkan masyarakat. Kepada siapa masyarakat ingin mempercayakan suaranya di pilpres. Itu harus dibaca terus," jelasnya.

Soal siapa yang paling digandrungi masyarakat saat ini, Board of Advisor Center CSIS, Jeffrie Geovanie, sebelumnya mengungkapkan, adalah Jokowi Widodo. Menurutnya, jika pemilihan Presiden RI dimajukan hari ini sudah dapat dipastikan Jokowi, yang merupakan kader PDIP itu  akan terpilih sebagai pemenangnya dengan suara mutlak di atas 60 persen, siapa pun lawannya.

JAKARTA - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menilai Golkar perlu meninjau pencalonan Aburizal Bakrie (Ical)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News