Ical jadi Capres, Golkar Diingatkan Tak Ulangi Kesalahan
Jumat, 12 Juli 2013 – 21:08 WIB
"Kalau dianggap absolut akan merugikan diri sendiri. Jangan sampai harga mati Aburizal sebagai capres. Dalam politik itu, kalau absolut membenturkan kepala ke tembok. Golkar ini tiga kali Pemilu, tidak pernah juara karena tidak pandai membaca psikologi masyarakat. Karena memaksakan kehendak. Pak JK kan memaksakan kehenendak pada 2009," ungkapnya.
Baca Juga:
Ia mengingatkan, 60-70 persen masyarakat Indonesia tidak golput. Umumnya pemilih berasal dari kelas bawah, baik secara pendidikan maupun kesejahteraan. Makanya akta dia, dalam menentukan capres yang akan dipilih mengandalkan visual. Bahkan, suku, apalagi agama masih dipertimbangkan meski isu SARA tidak disukai, tapi itu fakta.
"(Makanya) Lebih bagus (Golkar) mengikuti bagaimana tren, apa yang dibutuhkan negara dan bangsa, apa yang diharapkan masyarakat. Kepada siapa masyarakat ingin mempercayakan suaranya di pilpres. Itu harus dibaca terus," jelasnya.
Soal siapa yang paling digandrungi masyarakat saat ini, Board of Advisor Center CSIS, Jeffrie Geovanie, sebelumnya mengungkapkan, adalah Jokowi Widodo. Menurutnya, jika pemilihan Presiden RI dimajukan hari ini sudah dapat dipastikan Jokowi, yang merupakan kader PDIP itu akan terpilih sebagai pemenangnya dengan suara mutlak di atas 60 persen, siapa pun lawannya.
JAKARTA - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menilai Golkar perlu meninjau pencalonan Aburizal Bakrie (Ical)
BERITA TERKAIT
- Sidang Korupsi Timah, Hakim Pertanyakan Penghitungan Kerugian Negara Berdasarkan IUP
- PMI yang Jadi Korban Pembunuhan di Hongkong Dipulangkan ke Tanah Air
- Polda Metro Jaya Buru Tersangka Penggelapan Haksono Santoso
- Masih Ragu Transplantasi Rambut? Simak Kiat Berikut
- Ketua Umum Bhayangkari Hibur Anak-anak Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi
- Anak Guru PPPK di Karanganyar jadi Korban Pemerkosaan, Sang Ibu Minta Polisi Bertindak