ICTR: Perdagangan Karbon Harus Bebas dari Praktik Greenwashing
jpnn.com, JAKARTA - Lembaga Indonesia Carbon Trade Review (ICTR) menilai bahwa perdagangan karbon berpotensi untuk menjadi praktik greenwashing.
Oleh sebab itu, perlu mengantisipasi agar perdagangan karbon terbebas dari greenwashing.
Greenwashing merupakan strategi komunikasi dalam mempromosikan program ramah lingkungan yang bertujuan untuk mengelabui perhatian publik dari perusakan lingkungan yang sebenarnya terjadi.
Direktur Eksekutif ICTR Opu Pangeran Ali Asyam menyoroti adanya potensi perdagangan karbon untuk menjadi praktik greenwashing, yaitu perusahaan yang terlibat dalam perdagangan karbon seolah-olah berhasil menurunkan emisi karbon, padahal perusahaan tersebut sebenarnya masih menghasilkan emisi karbon dalam jumlah besar.
“Terdapat potensi perdagangan karbon untuk menjadi praktik greenwashing. Padahal, kita mengharapkan perdagangan karbon menjadi upaya riil untuk menurunkan emisi karbon, meningkatkan efisiensi energi, bahkan menjadi katalisator peralihan pada energi terbarukan,” ujar Opu Pangeran dalam keterangan tertulis, Rabu (15/5/2024).
Menurut dia, praktik greenwashing dalam perdagangan karbon akan menciptakan penurunan emisi yang semu sehingga penurunan emisi tidak berjalan optimal.
Selain itu, karena sifatnya mengelabui, praktik greenwashing akan menimbulkan skeptisisme terhadap perusahaan maupun perdagangan karbon itu sendiri sehingga kontraproduktif dalam perjuangan melawan perubahan iklim.
Perdagangan karbon menjadi harapan untuk mengatasi perubahan iklim yang mengancam hajat hidup orang banyak. Oleh sebab itu, perdagangan karbon harus terbebas dari praktik greenwashing.
Lembaga Indonesia Carbon Trade Review (ICTR) menilai bahwa perdagangan karbon berpotensi untuk menjadi praktik greenwashing.
- Kurangi Emisi Karbon, BSI dan UMY Tanam 10.671 Pohon Produktif
- Ibas: Bonus Demografi Harus Dibarengi dengan Lingkungan Sehat dan Berkelanjutan
- Ini Upaya BNI Mendukung Pemerintah Mencapai Bebas Emisi Pada 2060
- IDCTA Kembali Gelar Carbon Digital Conference 2024
- Hingga September 2024, Fore Coffee Bangun 216 Gerai di Indonesia
- Bea Cukai Dukung Langkah CCC Fasilitasi Perdagangan dan Penguatan Pengawasan di ASEAN