ICU Malaysia Mulai Dipenuhi Pasien Covid-19, Hampir Semua di Atas 50 Persen
jpnn.com, KUALA LUMPUR - Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) melaporkan tingkat keterisian tempat tidur di unit perawatan intensif (ICU) rumah sakit untuk merawat pasien COVID-19 di empat negeri atau negara bagian mencapai lebih dari 50 persen.
Tingkat keterisian tertinggi (78 persen) tercatat di Negara Bagian Kelantan, kata Dirjen Kesehatan KKM Dr Noor Hisham Abdullah di Kuala Lumpur, Rabu (23/2).
Kelantan diikuti oleh Johor (69 persen), Wilayah Federal Kuala Lumpur (62 persen) dan Melaka (54 persen).
Untuk tempat tidur non-ICU, ada empat negara bagian yang mencatat penggunaan tempat tidur di atas 90 persen, yakni Perlis (114 persen), Kelantan (108 persen), Selangor (99 persen) dan Perak (95 persen).
Empat negara bagian juga tercatat memiliki keterisian tempat tidur di Pusat Karantina dan Perawatan COVID-19 (PKRC) di atas 50 persen, yaitu Perak (72 persen), Selangor (70 persen), Melaka (55 persen) dan Sabah (51 persen).
Sementara itu, Hardi, seorang warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di kawasan Damansara, mengaku kesulitan mencari tempat karantina di rumah sakit swasta di kawasan tempat dia tinggal.
"Di KPJ Damansara katanya penuh. Di Pusat Perawatan dan Karantina COVID-19 di Royal Chulan masih masuk daftar tunggu," katanya.
Menurut Noor Hisham, jumlah pasien COVID-19 yang membutuhkan ventilator bertambah menjadi 180 orang. (ant/dil/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Tingkat keterisian tertinggi di Malaysia (78 persen) tercatat di Negara Bagian Kelantan, kata Dirjen Kesehatan KKM Dr Noor Hisham Abdullah di Kuala Lumpur, Rabu (23/2).
Redaktur & Reporter : Adil
- Malaysia vs Singapura: Auman Terakhir Harimau Malaya?
- Piala AFF 2024: Thailand Menikung Singapura, Malaysia Terancam
- Piala AFF 2024 Masih Berlangsung, Timnas Malaysia Umumkan Pelatih Baru
- Semifinal BWF World Tour Finals 2024: Ganda Campuran China dan Malaysia Saling Sikut
- Carut-Marut Timnas Malaysia di Piala AFF 2024
- Usut Kasus Pengadaan APD Covid-19, KPK Periksa Song Sung Wook dan Agus Subarkah